Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awas.. banjir produk China!

JAKARTA: Pelaku usaha mendesak pemerintah mewaspadai banjir produk China, menyusul imbas krisis utang Eropa dan AS yang mulai bergeser ke negara-negara Asia, terutama China.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan perlemahan

JAKARTA: Pelaku usaha mendesak pemerintah mewaspadai banjir produk China, menyusul imbas krisis utang Eropa dan AS yang mulai bergeser ke negara-negara Asia, terutama China.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan perlemahan permintaan Eropa dan AS terhadap produk China akan membuat China mengalihkan pasarnya ke negara-negara baru.“Permintaan produk China melemah. Mereka harus mencari pasar baru untuk kelebihan produksinya. Kita adalah negara tujuan ekspor potensial. Ini harus diwaspadai,” ujar Sofjan kepada Bisnis, hari ini.Menurut dia, salah satu langkah untuk mengantisipasi banjir produk China tersebut adalah melalui instrumen pengamanan perdagangan yakni safeguard dan anti dumping.Sofjan mengatakan gempuran produk China memang sudah terjadi. Namun, diperkirakan arus masuk barang dari China akan meningkat pada bulan depan, seiring dengan dampak imbas krisis yang kian dalam.Ekspor RISementara itu, sambungnya, imbas krisis global juga akan berdampak pada penurunan permintaan terhadap produk ekspor Indonesia.Ekspor Indonesia yang sebagian besar adalah barang mentah akan mengalami tekanan karena pengurangan permintaan oleh negara-negara importir.Sejumlah importir di negara tujuan ekspor Indonesia, menurut Sofjan, bahkan sudah mulai melakukan pengurangan pembelian dan penundaan kontrak jangka panjang ekspor impor.Kendati tak menjelaskan secara detail perihal tersebut, indikasi ini sudah terlihat jelas. “Tren pengurangan pembelian dan penundaan ekspor sudah terjadi. Dan akan lebih banyak lagi," katanya.Revisi targetMelihat kondisi ini, Sofjan pesimistis ekspor Indonesia sampai akhir tahun ini dapat menembus US$200 miliar. Angka ekspor tersebut harus direvisi karena situasi pra krisis yang sedang terjadi.“Ini baru pra krisis, belum krisis utama. Kalau krisis utama, imbasnya ke ekspor kita pasti lebih besar. Kemungkinan ekspor kita pada akhir tahun turun 10%-20%.”Dia menambahkan dampak krisis kali ini akan lebih besar dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada 2008. Pemulihan terhadap krisis tersebut, sambungnya, juga akan jauh lebih lama.“Pemulihan ini tidak bisa cepat seperti 2008. Kondisinya berbeda dengan 2008, jadi situasi ini saya kira bakal lebih lama.” (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hilman Hidayat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper