Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah akan tingkatkan jumlah tenaga trampil konstruksi 200%

JAKARTA: Pemerintah bertekad meningkatkan kompetensi tenaga konstruksi trampil dari 1,7 juta orang menjadi 3,6 juta pada 2014 guna mendukung proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI)Kepala Badan Pembinaan Kosntruksi

JAKARTA: Pemerintah bertekad meningkatkan kompetensi tenaga konstruksi trampil dari 1,7 juta orang menjadi 3,6 juta pada 2014 guna mendukung proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI)Kepala Badan Pembinaan Kosntruksi Kementerian Pekerjaan Umum Bambang Goeritno mengatakan jumlah tenaga konstruksi nasional di Indonesia saat ini sekitar 5,7 juta orang.Dari jumlah tersebut, 10% merupakan tenaga ahli, 30% atau 1,7 juta merupakan tenaga terampil (skilled labour) sementara 60% sisanya atau 3,42 juta merupakan tenaga kurang terampil (unskilled labour).Pada 2014, pemerintah menargetkan akan meningkatkan kuantitas dan kualitas jumlah tenaga konstruksi Indonesia menjadi sekitar 5,8 juta hingga 6 juta dengan komposisi tenaga ahli 10% (600.000), tenaga terampil dicetak menjadi 60% (3,6 juta), dan tenaga tidak terampil diturunkan menjadi 30% (1,8 juta)."Ini akan kami ubah. Meningkatkan kualitas tenaga terampil menjadi 60% dari 30%. Minimal ada tambahan 3 jutaan tenaga terampil sampai 2014," katanya akhir pekan lalu.Menurut Bambang, peningkatan jumlah tenaga konstruksi yang diimbangi dengan kualitas yang baik sangat mendesak mengingat pemerintah memiliki banyak proyek infrastruktur dalam rangka MP3EI.Beberapa proyek di antaranya adalah pembangunan ruas tol Trans Jawa,  double track rel kereta api Semarang-Bojonegoro-Surabaya, jalan Trans Kalimantan, PLTU Gorontalo, Bandara Internasional Lombok, dan sarana irigasi di Pulau Buru dan Seram Timur.Total proyek tesebut memiliki nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp 1.700 triliun. "Dengan begitu MP3EI bisa ditangani oleh tenaga konstruksi Indonesia."Untuk mencapai target  tersebut, pemerintah membutuhkan bantuan dan sinergisitas dari asosiasi dan lembaga pengembangan jasa konstruksi (LPJK) mengasah kemampuan tenaga konstruksi dalam negeri dengan memberi pelatihan khusus."Sekarang kampanye habis-habisan dan kerja sama dengan pemangku kepentingan dan semua pihak yang bertanggung jawab untuk memberi pelatihan."Sebelumnya, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI), dan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia membentuk kesepakatan bersama mencetak tenaga konstruksi secara profesional melalui pelatihan dan pendidikan khusus tenaga konstruksi.Ketua Gapensi Soeharsojo mengatakan seluruh peserta yang mengikuti pelatihan tersebut akan mendapat sertifikasi yang menunjukkan keahlian dan kemahiran mereka di bidang konstruksi.Dia berharap melalui kesepakatan asosiasi tersebut, dapat meningkatkan jumlah tenaga konstruksi yang berpendidikan sebesar 10% pada tahun ini. "Paling tidak ada akselerasi meningkatkan kompetensi jasa konsutruksi menjadi lebih bermutu." (ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper