Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale siap investasi US$2 miliar di Indonesia

SOROWAKO, Sulsel: PT International Nickel Indonesia Tbk yang kini berubah nama menjadi PT Vale Indonesia Tbk, kian agresif mengembangkan usaha dengan menanamkan investasi sebesar US$2 miliar dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.Presiden dan CEO Vale Murilo

SOROWAKO, Sulsel: PT International Nickel Indonesia Tbk yang kini berubah nama menjadi PT Vale Indonesia Tbk, kian agresif mengembangkan usaha dengan menanamkan investasi sebesar US$2 miliar dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.Presiden dan CEO Vale Murilo Ferreira mengatakan komitmen investasi tersebut disiapkan untuk meningkatkan target kapasitas produksi nikel tahunan INCO atau PTI yang saat ini dalam proses perubahan nama menjadi Vale dari 73.000 metrik ton pada tahun ini menjadi 120.000 metrik ton dalam 5 tahun ke depan."Kami menanamkan komitmen sebesar US$ 2 miliar untuk pengembangan produk kami di Indonesia. Ini periode baru, peluang baru,dan kesempatan baru," ujar Murillo dalam jumpa pers di Sorowako, hari ini.Dia memaparkan keberanian perusahaan berkomitmen investasi sebesar US$2 miliar, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam terbesar di dunia termasuk potensi sumber daya manusia yang melimpah."Itu diyakini sebagai jaminan terhadap keberlangsungan usaha dalam beberapa tahun ke depan karena kami ingin di sini bukan hanya sekarang tapi dalam jangka waktu lama.”Presiden Komisaris Peter Poppinga menambahkan selama lebih dari 40 tahun di Indonesia, mereka hanya menamamkan investasi sebesar US$2,5 miliar.Oleh karena itulah, penambahan komitmen investasi US$2 miliar dalam 5 tahun ke depan menjadi hal penting yang dibawa Inco dengan perubahan namanya dari Inco menjadi Valle untuk semakin serius mengembangkan produk mereka.Peter mengatakan peningkatan kapasitas sebesar 120.000 ton nikel tersebut hanya dimungkinkan karena adanya support dari PLTA Karebbe berkapasitas penuh 130 megawatt dengan kapasitas rerata 90 Megawatt yang resmi dioperasikan hari ini.PLTA Karrebe ini melengkapi kapasitas dua ketenagalistrikan yang telah dioperasikan sebelumnya yakni PLTA di Bendungan Balambano berkapasitas penuh 138 megawatt dengan kapasitas rerata 110 megawatt dan PLTA di Larona berkapsitas penuh 195 megawatt dengan kapasitas rata-rata 165 megawatt.“Penambahan PLTA Karebbe kapasitas rerata kami mencapai 365 megawatt, memungkinkan kami bisa mencapai target produksi nikel 120.000 ton dalam sekitar 5 tahun ke depan.”PLTA tersebut, akan memasok sebagian besar tenaga listrik yang dihasilkan untuk pabrik pengolahan biji nikel PTI serta mengatasi besarnya lonjakan beban yang terjadi selama pengoperasian tungku bertegangan tinggi di pabrik nikelPasalnya, untuk meningkatkan dan merealisasikan target produksi tersebut, PTI juga akan mencari peluang lain dengan membangun pabrik pengolahan baru di Sorowako, Sulawesi Selatan dengan penambahan bijih yang didatangkan dari ekspansi untuk memanfaatkan kompetitif pertambangan yang ada.Selain itu Inco juga akan membangun pabrik di Bahodopi, Sulawesi Tengah untuk proses pemurnian bijih nikel.Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan daya energi baru melalui menambah satu tungku peleburan biji nikel berkapasitas 90 megawatt. Di mana saat ini Inco telah memiliki 4 tungku peleburan yakni dua tungku dengan  kapasitas 75 megawatt dan dua tungku sebesar 90 megawatt yang kapasitasnya akan ditingkatkan untuk pengembangan usaha.Presiden Direktur dan CEO PT International Nickel Indonesia Tbk Nicolaas D Kanter memastikan komitmen PTI menamamkan investasi di Indonesia bukan sekedar untuk pengembangan usaha semata tetapi juga menciptkan masa depan bagi masyarakat sekitar, termasuk pemerintah daerah dan Indonesia secara keseluruhan.“Pembangunan PLTA Karebbe yang baru saja dioperasikan akan menjadi langkah awal komitmen perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan dan perkembangan di Indonesia,” ujarnya pada kesempatan yang sama.Terkait ekpansi perusahaan ke depan, Murillo menambahkan pihaknya akan mendiversifikasi beberapa produk tambang lainnya seperti tembaga, dan batu bara di lahan yang telah ada dalam kontrak karya Inco untuk proyeksi ke depan.“Kontrak karya yang ada sekarang masih valid tapi ke depan tidak hanya fokus pada nikel tapi juga ekspansi ke tembaga, bauksit, dan batubara.”Untuk merealisasikan proyeksi tersebut, sambungnya pihak perseroan akan mendiskuiskan dan mengkonsultasikan hal tersebut dengan share holder terkait yakni para pemegang saham  yaitu PT Inco, PT Vale, dan Sumitomo termasuk pemerintah dan untuk prosedur ke depan yang harus dilakukan. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper