Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki & Jepang bersaing raih kerja sama investasi tekstil

JAKARTA: Turki akan bersaing dengan Jepang untuk bisa merealisasikan rencana kerja sama dan investasinya pada sektor tekstil dan produk tekstil di Indonesia.Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan dalam hal pengalaman dan kemampuan

JAKARTA: Turki akan bersaing dengan Jepang untuk bisa merealisasikan rencana kerja sama dan investasinya pada sektor tekstil dan produk tekstil di Indonesia.Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan dalam hal pengalaman dan kemampuan teknologi permesinan Turki lebih maju dibandingkan dengan Indonesia karena sudah mengembangkan terlebih dahulu.Di sisi lain, tuturnya, Turki saat ini dalam kondisi terjepit dalam persaingan di pasar Eropa karena harus berhadapan dengan negara-negara seperti Jerman, Perancis, dan Italia yang memiliki teknologi lebih bagus dibandingkan dengan  Turki.“Sehingga kalau mereka jadi ke sini Turki akan bisa mengembangkan pasarnya lebih luas karena ada pasarnya. Kalau di Eropa Turki mesti bersaing dengan Jerman, Perancis, dan Italia yang kualitas teknologinya lebih bagus,” katanya hari ini.Hanya saja, sambung Ade, untuk bisa masuk ke Indonesia, negara bekas pusat peradaban Islam tersebut harus bersaing dengan Jepang yang juga sangat gesit memanfaatkan peluang industry TPT di Tanah Air. Bahkan, tuturnya, sebagai hasil kunjungan Menteri Perindustrian M.S. Hidayat ke Jepang 2 bulan lalu, delegasi industry TPT Jepang bersiap datang ke Indonesia untuk melakukan studi awal rencana investasi.“Kalau jadi ke Indonesia, mereka mesti tempur juga dengan Jepang karena akhir bulan ini Jepang akan datang untuk buat studi di Indonesia. Dibandingkan dengan Turki yang masih wacana, Jepang sudah lebih progressif dalam membuat perencanaan dengan mengirim delegasi.”Ade mengungkapkan delegasi TPT Jepang tersebut akan datang ke beberapa lokasi industry TPT yang potensial, seperti Jakarta. Bandung, dan Semarang. Selain itu, tuturnya, Jepang juga akan menjajaki penuntasan masalah seputar rencana investasi ke depan, seperti insentif, birokrasi, ketersediaan energi, dan lainnya.“Mereka ingin memastikan benarkah komitmen pemerintah soal insentif itu bisa direalisasikan, lalu birokrasinya untuk perizinannya seperti apa, dengan segala permasalahannya,” katanya.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper