Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Industri butuh sinkronisasi aturan untuk investor'

JAKARTA: Pemerintah didesak mensinkronisasikan semua peraturan dan segera memberi kepastian lahan untuk investor, tidak hanya sebatas memberikan penangguhan pajak penghasilan untuk jangka waktu tertentu (tax holiday) guna mengerek pertumbuhan industri.Guru

JAKARTA: Pemerintah didesak mensinkronisasikan semua peraturan dan segera memberi kepastian lahan untuk investor, tidak hanya sebatas memberikan penangguhan pajak penghasilan untuk jangka waktu tertentu (tax holiday) guna mengerek pertumbuhan industri.Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Ina Primiana mengatakan pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi pemerintah saat ini adalah menciptakan dan menyelaraskan setiap peraturan yang ada di tingkat pusat dan daerah.Sebab salah satu penghambat utama dalam penciptaan pertumbuhan industri di Tanah Air adalah banyaknya benturan dalam peraturan pemerintah.Pemerintah juga harus mengarahkan target pengembangan industri persektor sehingga nantinya bisa dikenali hambatan apa saja yang ada. Sekarang kan tidak ada arah yang jelas dalam pengembangan industrinya, ujar Ina, hari ini.Menurut dia, banyak kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang berbenturan. Contohnya, investor sering dihadang pada permasalahan lahan di satu daerah yang tidak boleh dijadikan menjadi lahan usaha, padahal di tingkat pusat investor tersebut sudah mendapatkan ijinnya.Dia mengatakan selama periode 2005-2008, sudah ada sekitar 10 kebijakan yang pemerintah keluarkan untuk dunia namun kebijakan tersebut masih bermasalah pada implementasinya.Pemberian kepastian soal penyediaan lahan untuk investor juga menjadi hal penting yang dinantikan dunia usaha saat ini.Ina menilai pemerintah seharusnya tegas dalam menetapkan peraturan menyangkut lahan. Jika lahan tersebut digunakan untuk industri yang bisa mengangkat perekonomian rakyat banyak, pemerintah harus memberikan kepastian dan kemudahan investor terkait lahan tersebut.Selain itu, kata Ina, pemerintah dinilai perlu memberikan tax holiday dalam waktu tertentu untuk sektor industri tertentu yang pada akhirnya diharapkan bisa mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia.Adapun industri yang berhak mendapatkan tax holiday haruslah industri yang padat karya dan bisa menciptakan banyak nilai tambah untuk perekonomian Indonesia. Contoh industrinya seperti industri manufaktur, tekstil, serta industri yang membutuhkan teknologi tinggi di Indonesia. Ina pun menilai pengembangan geothermal juga layak mendapatkan tax holiday. Terkait geothermal masalah saat ini masih terlalu banyak ijinnya serta cost yang cukup tinggi. Pemerintah juga perlu memberikan insentif untuk investor di geothermal sampai pada tahap eksplorasinya. Selain kepastian harga. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi sempat mengatakan salah satu harapan yang paling ditunggu pelaku bisnis di semester II/2011 adalah pengesahan Rancangan Undang-Undang pertanahan yang bisa memberi kepastian terhadap investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.Apindo juga berharap pemerintah segera membenahi dan mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung serta memperbaiki konektivitas antardaerah jika ingin mendorong pertumbuhan industri yang lebih tinggi.Secara terpisah, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan industri di Indonesia mengarah ke industri yang menciptakan nilai tambah dan juga mengarah ke distribusi kegiatan ekonomi ke daerah.Karena itu, perlu adanya insentif agar lebih banyak tertarik investasi ke daerah. Contohnya insentif fiskal perpajakan, tax holiday, dan bunga bank rendah, ujar Suryo.Terkait bunga bank yang rendah, lanjut dia, pemberiannya bisa secara sektor berdasarkan koridor yang sudah dicanangkan pemerintah. Contohnya, jika mau mengembangkan sektor maritim di daerah tertentu, maka pelaku bisnis yang ingin berinvestasi di bidang itu bisa mendapatkan bunga yang rendah. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper