Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sime Darby bangun pabrik pengolahan minyah sawit

JAKARTA: Sime Darby Bhd (Malaysia) akan membangun pabrik pengolahan minyak sawit mentah di Pulau Laut, Kota Baru, Kalimantan Selatan.

JAKARTA: Sime Darby Bhd (Malaysia) akan membangun pabrik pengolahan minyak sawit mentah di Pulau Laut, Kota Baru, Kalimantan Selatan.

Mohd. Ghozali Bin Yahaya, Head Plantation Upstream PT Indonesia Minamas Plantationanak perusahaan Sime Darby Bhd, mengatakan total investasi tersebut mencapai 330 juta ringgit (sekitar US$100 juta).

Pabrik CPO refinery Sime Darby di Pulau Laut adalah pengembangan downstream yang pertama di Indonesia. Tujuannya untuk merespons demand produk-produk hilir sawit yang terus berkembang di pasar domestik, ujarnya hari ini.

Dana sebesar itu, lanjutnya, akan digunakan untuk pengadaan lahan pabrik seluas 6 hektare, mesin dan peralatan, dan pembangunan jeti. Pabrik tersebut akan berdesain kapasitas sebesar 2.500 ton per hari, atau 750.000 ton per tahun.

Ghozali mengungkapkan Sime Darby Plantation juga telah melebarkan sayap bisnisnya ke Liberia, Afrika, dengan mendapatkan konsesi lahan sebesar 220.000 ha selama 63 tahun. Untuk proses penanaman tahap awal akan dilakukan pada kuartal II/2011 dengan garapan awal seluas 5.000 ha.

Berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang menetapkan bea keluar CPO secara progresif, lanjutnya, anak usaha Sime Darby Plantation di Indonesia yakni Minamas Plantation tak keberatan dan akan mengikuti peraturan pemerintah.

Dalam bulan ini, kami mendengar BK ditetapkan sekitar 12,5% sedangkan pada bulan depan 20%. Sebagai sebuah perusahaan kami harus mengikuti policy yang ditetapkan pemerintah, katanya.

Dia juga menerangkan persentase BK minyak sawit tak akan mengganggu daya saing dan harga CPO ke pasar ekspor. Pada saat yang sama, fluktuasi harga CPO di pasar dunia dinilai wajar karena mengikuti tren kebutuhan dunia.

Pada hari ini [kemarin] harga minyak sawit mentah masih sekitar 3.200 ringgit per ton. Kami memprediksi harga CPO hingga akhir tahun akan berkisar 3.000 ringgit per ton. Jika benar, harga pada level tersebut sudah membuat kami merasa gembira, katanya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper