CILEGON: Wapres Boediono akan mendukung penguatan industri baja nasional karena akan menjadi tulang punggung pengembangan industri manufakur ke depan.
Boediono berkomitmen akan menyelesaikan sejumlah masalah yang masih membelit pengembangan industri baja terutama di PT Krakatau Steel Tbk. Menurut Wapres, penguatan industri baja tersebut dapat mendorong berkembangnya industri manufaktur seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan.Korea Selatan sukses membangun industri baja dalam rangka industrialisasi di suatu negara.. Saya kira Indonesia bsia seperti itu, kita punya Kita punya semuanya. Energi, batu bara, bijih besi. Oleh sebab itu saya kira sangat prospektif, ujarnya seusai mengunjungi pabrik baja Krakatau Steel, di Celegon tadi malam.Boediono mengatakan pengembangan industri baja ini perlu dukungan yang kuat baik dari segi infrastruktur, pasokan energi maupun perizinan untuk kebutuhan ekspansi. Menurut Wapres, masih ada beberapa masalah yang nanti akan diselesaikan para menteri terkait.Dalam kunjungan itu, Wapres didampingi Menteri Perindustrian M.S. Hidayat dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Kunjungan Wapres juga dalam rangka persiapan rencana pemancangan tiang pertama pabrik Krakatau Posco pada Juli.
Krakatau posco merupakan perusahaan patuangan antara Krakatau Steel dan perusahaan baja asal Korea Selatan Pohang Steel and Iron Corporation (Posco).Pada kesempatan itu, Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang juga menyampaikan sejumlah rencana ekspansi parbik baja terbesar pada periode 2011-2014. Di antaranya mengenai komitmen investasi untuk memproduksi pelat baja.Kapasitas total produksi saat ini mencapai 2,75 juta ton per tahun. Pada 2014 akan menaikan kapasitas baja (rolling) sebesar 55% atau menjadi 4,25 juta ton per tahun melalui program revitalisasi dan ekspansi sebesar US$1,3 miliar. Disamping itu, rencana pada 2014, produksi ditamban menjadi 3 juta ton per tahun melalui bersama Posco.Boediono melanjutkan pengembangan industri baja dari hulu hingga hilir ini akan menjadi ujung tombak proses industrialisasi di tanah air ke depan. Dia juga mengapresiasi proses joint venture antara Krakatau Steel dengan Posco yang sudah mulai berjalan. Kerja sama itu akan mempercepat proses ekspansi dari perusahaan baja itu.Jadi Krakatu Steel ini ternyata memang satu-satunyanya industri baja di Indonesia yang mulai dari hulu, inilah yang kita inginkan industri baja yang punya akar dan kita punya semuanya, energy batu bara, gas, bijih besi kita punya dan oleh sebab itu saya kira sangat prospektif, jelasnya.Jutru Bicara Wapres Boediono Yopie Hidayat mengatakan beberapa masalah yang mengemuka dalam kunjungan tersebut adalah masalah infrastruktur jalan dan energi.Diperlukan perpanjangan jalan tol Jakarta-Merak agar mencapai lokasi pabrik baru PT Krakatau Posco. Juga ada kebutuhan jalan tol lingkar Cilegon untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi jika nanti pabrik baru Krakatau Posco sudah berproduksi mulai 2014. Tambahan produksi itu mencapai 3 juta ton baja slab dan dan pelat. KS juga mengusulkan pembangunan jalur ganda KA untuk pengangkutan baja hasil produksinya nanti.Pabrik baru juga membutuhkan ekspansi pelabuhan hingga ada tambahan kapasitas bongkar muat sebesar 19 juta juta ton per tahun. Saat ini kapasitas pelabuhan hanya 10 juta ton per tahun.Masalah lain yang mengemuka adalah kebutuhan energi gas alam sebagai pendukung pembangkit listrik. Saat ini anak perusahaan Krakatau Steel memiliki pembangkit berkapasitas 400 MW dan harus ditambah sedikitnya 120 MW lagi berupa combine cycle powerplant.Beberapa kebijakan yang juga penting untuk pengembangan industri baja di Cilegon adalah kebijakan untuk memastikan pasokan bahan baku bijih besi dan juga pelestarian kawasan penyangga Rawa Danau, yang merupakan pemasok air yang sangat vital bagi industri baja.Yopie mengatakan rincian penyelesaian berbagai soal ini akan dikoordinasikan dengan kementerian teknis dan juga kementerian BUMN. Pembahasannya jika perlu akan dikoordinasikan langsung oleh Wakil Presiden.(yn)