CILEGON, Banten: PT Bluescope Steel Indonesia meresmikan pabrik pelapisan logam dan pewarnaan baja kedua di Indonesia, menjadikan kapasitas produksi perusahaan itu naik lebih dari tiga kali lipat. Direktur Pelaksana Bluescope Steel Paul O'Malley mengatakan ekspansi tersebut dibutuhkan untuk mengimbangi pertumbuhan konsumsi baja global yang meningkat dua kali lipat dalam 11 tahun terakhir karena lonjakan permintaan dari negera berkembang, seperti Indonesia."Perekonomian Indonesia tumbuh pesat, di sisi lain konsumsi baja per kapita adalah salah satu yang terendah di Asia, yakni hanya 0,27--0,32 ton per kapita," kata O'Malley, hari ini.Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustian Panggah Susanto mengatakan langkah Bluesteel merupakan hal yang positif untuk meningkatkan industri logam hilir Indonesia."Akan membuat pasar hilir berkembang, tidak hanya baja tapi juga nikel, seng dan aluminium," kata Panggah.Fasilitas produksi kedua Bluescope meningkatkan kemampuan produksi logam lapis tipis perusahaan asal Australia tersebut dari 100.000 ton per tahun menjadi 265.000 ton per tahun. Adapun kapasitas baja warna naik dari 40.000 ton per tahun menjadi 160.000 ton per tahun. (hl)Investasi pembangunan pabrik kedua Bluescope menghabiskan biaya US$135 juta, menurut Kementerian Perdagangan, merupakan bagian dari suntikan dana US$1,2 miliar dari ANZ di Indonesia

---

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru