Saat ini terdapat 19 pesawat Twin Otter yang dioperasikan 19 maskapai dan rata-rata diproduksi pada 1970-an.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan bahkan ada kemungkinan produksi pesawat Twin Otter akan dipindahkan dari Kanada ke Bandung.
Kami mendapat laporan dari PT Dirgantara Indonesia bahwa pembangunan pesawat Twin Otter yang baru akan dipindahkan ke Bandung, katanya kemarin.
Sementara itu dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Susanto mengatakan pihaknya masih melakukan penjajakan dengan pabrikan pesawat asal Kanada itu, untuk memproduksi Twin Otter di Indonesia.
Dia menuturkan pasar Twin Otter cukup terbuka lebar untuk penerbangan perintis, diperkirakan yang masih dibutuhkan oleh Indonesia sedikitnya adalah 60 unit pesawat berkapasitas di bawah 100 orang penumpang itu.
Budi memaparkan perkiraan harga jual Twin Otter di pasaran sekitar US$5 juta hingga US$6 juta, sementara biaya membangun pusat perakitan adalah sedikitnya dua kali dari harga jual tersebut.
Kami masih melakukan penjajakan, belum ada deal. Jadi, angka investasi yang pasti belum bisa disebutkan, paparnya.
Kontrak perawatan
Dia menuturkan saat ini sedikitnya ada 20 unit Twin Otter DHC yang dioperasikan oleh maskapai nasional, namun berumur sudah tua karena diproduksi pada sekitar 1970.
Pemerintah ingin adanya peremajaan Twin Otter. Indonesia merupakan lokasi yang kompetitif bagi pasar Twin Otter, dibandingkan dengan negara lain. Apalagi, pabrik di negara asalnya mau tutup, jadi memang butuh lokasi baru, paparnya.
PT DI saat ini juga telah menandatangani pekerjaan perawatan dan perbaikan pesawat Sukhoi Super Jet 100, yang dibeli Kartika Airlines.
Namun, Budi mengatakan pihaknya belum mendapat kabar lebih lanjut dari Kartika mengenai kepastian kontrak MRO (maintenance, repair, dan overhaul) itu akan aktif.
Katanya pesawat Sukhoi itu memang akan datang pada 2012, bergantung pada Kartika karena kami hanya pendukung. Begitu Kartika siap, kami juga siap, paparnya.
Kartika Airlines telah menandatangani kesepakatan pembelian (purchase agreement) senilai US$840 juta atau setara Rp7,6 triliun untuk mendatangkan sebanyak 30 unit Sukhoi Super Jet. 100. Kartika juga mempunyai rencana untuk membeli total sebanyak 160 unit pesawat jenis yang sama.
Adapun Kartika Airlines bekerja sama dengan CLC Aviation Consulting untuk memfinalisasi transaksi pembelian Sukhoi Super Jet 100 tersebut. (sut)