Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantui inflasi, Organda naikkan ongkos

BANDUNG: Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) berencana menyusun penyesuaian tarif bus umum kelas ekonomi menyusul inflasi yang terjadi pada 2010 sebesar 6,96%, dan prediksi masih adanya tekanan inflasi pada tahun ini 7,2%--7,5%.

BANDUNG: Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) berencana menyusun penyesuaian tarif bus umum kelas ekonomi menyusul inflasi yang terjadi pada 2010 sebesar 6,96%, dan prediksi masih adanya tekanan inflasi pada tahun ini 7,2%--7,5%.

Sekjen Organda Ardiansyah mengemukakan pada tahun lalu beban biaya produksi angkutan bus memang mengalami kenaikan akibat desakan sejumlah faktor a.l. kemacetan yang semakin merajalela, kenaikan suku cadang kendaraan, dan lain-lain. Oleh karena itu, organisasi tersebut berencana untuk menyusun usulan kenaikan tarif bus kelas ekonomi untuk menutup beban produksi yang diprediksikan kian membesar pada tahun ini.Apa lagi, katanya, pada tahun ini pun masih akan terjadi tekanan inflasi sehingga berpeluang menaikan terus biaya produksi angkutan bus. "Kami tentu akan melakukan evaluasi, katanya di Bandung kemarin.Ardiansyah menuturkan kalau pun memang tarif bus naik pada tahun ini, hal itu tidak secara otomatis mampu mengerek keuntungan bagi pengusaha. Dia memrediksikan usaha angkutan bus umum akan mengalami stagnasi pada tahun ini.Dia mencontohkan armada bus pada 2010 yang mencapai 34.600 unit kendaraaa, turun sekitar 6% dari sebelumnya sebanyak 36.800.Dari situ, tambahnya, terlihat adanya penurunan usaha terutama dari pengusaha kecil. "Mereka tidak mampu melakukan peremajaan. Yang bisa melakukan peremajaan hanya perusahaan besar-besar, tuturnya.Dia menilai peluang untuk menambah pendapatan cukup terbuka ketika pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi. Akan tetapi, lagi-lagi angkutan bus umum belum tentu akan menjadi pilihan transportasi masyarakat karena terkendala infrastruktur jalan yang sering macet.Masyarakat, katanya, justru mungkin memilih kendaraan roda dua karena dinilai lebih efektif.Kami berharap agar dana yang ditarik pemerintah dari penerapan pembatasan BBM subsidi itu dikembalikan untuk merevitalisasi angkutan umum massal, katanya.Dia menilai penting program revitalisasi angkutan umum terutama untuk menekan angka pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan laju pertumbuhan jalan.Berdasarkan dana dimiliki Organda, pertumbuhan kendaraan jenis mobil per tahun mencapai 8%--10%. Sedangkan, pertumbuhan jalan hanya 0,8%.(ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper