JAKARTA:Penawaran saham umum perdana (initial public offering/IPO) dinilai menjadi instrumen yang paling tepat untuk menahan aliran dana modal asing (capital inflow) ke Indonesia dalam jangka waktu yang lama.
Wakil Ketua Komisi XI DPR Aqhsanul Qosasi mengatakan DPR akan mendorong agar semua perusahaan baik BUMN maupun swasta untuk melakukan IPO. "Instrumen itu memang yang paling efektif. Dia [aliran dana asing] akan tertanam selama mungkin di Indonesia," katanya di Jakarta hari ini.
Kendati demikian, dia mengungkapkan tidak ada insentif tambahan yang diberikan pemerintah untuk mendorong perusahaan melakukan IPO. Karena menurutnya, IPO merupakan salah satu strategi bisnis bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mencari tambahan modal sehingga tanpa insentif apapun yang diberikan, perusahaan akan tetap melakukan IPO. "Semakin besar perusahaan, dia akan butuh modal besar dan umumnya modal itu dicari di pasar modal," ujarnya.
Dia memperkirakan aliran dana asing yang masuk ke Indonesia akan sangat besar yaitu mencapai ribuan triliun rupiah sehingga perlu ada instrumen yang disiapkan untuk menahan aliran modal tersebut bertahan dalam waktu lama di Indonesia. "Ini lagi boolish dan termasuk besar sepanjang sejarah, bisa ribuan triliun," jelasnya.
Sejauh ini, insentif yang dapat dinikmati oleh perusahaan yang melakukan IPO adalah pemotongan tarif PPh badan sebesar 5% dari tarif normal yang berlaku. Namun terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan insentif pajak tersebut yaitu saham yang dijual ke public minimal 40%. (mrp)