Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenpar Usul Bentuk Tim Lintas Kementerian Susun Master Plan Raja Ampat

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengusulkan pembentukan tim lintas kementerian untuk menyusun master plan terpadu Raja Ampat
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana memberikan pernyataan mengenai perkembangan polemik izin tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua./Dok: Kementerian Pariwisata
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana memberikan pernyataan mengenai perkembangan polemik izin tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua./Dok: Kementerian Pariwisata

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengusulkan pembentukan tim lintas kementerian di tengah kisruh masalah izin tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua yang menyedot perhatian publik.

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan, usulan pembentukan tim ini bertujuan untuk menyusun master plan terpadu Raja Ampat yang berorientasi pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, dengan menekankan prinsip keterpaduan ekologi, socio-cultural, dan skala ekonomi.

“Kami telah mengusulkan pembentukan tim lintas kementerian untuk menyusun master plan terpadu Raja Ampat,” kata Widi dalam pernyataan resminya, dikutip Rabu (11/6/2025).

Widi menyampaikan, Kemenpar menyambut baik langkah pengawasan dan evaluasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Kehutanan.

Per 10 Juni 2025, pemerintah telah mencabut izin usaha pertambangan (IUP) yang ada di kawasan Raja Ampat. Empat perusahaan yang dicabut izin usahanya adalah PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Melia Raymond Perkasa, dan PT Kawai Sejahtera Mining.

“Ini membuktikan bahwa kita satu suara dalam menjaga kawasan yang rentan, namun luar biasa berharga ini,” ujar Widi.

Dalam kesempatan itu, dia mengajak semua pihak untuk menjadikan Raja Ampat tidak hanya sebagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi, tetapi juga simbol komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan.

“Karena membangun pariwisata bukan hanya soal mendatangkan wisatawan, tapi juga soal melindungi kehidupan alam dan manusianya untuk hari ini dan masa depan,” tuturnya.

Polemik yang tengah terjadi di Raja Ampat turut menjadi perhatian dari Kemenpar. Bahkan, Menpar Widi telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu di Kantor Kemenpar, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025).

Kala itu, Widi menyebut bahwa pihaknya mencermati dengan serius salah satu kegiatan industri ekstraktif khususnya terkait ekspansi tambang nikel di wilayah Raja Ampat, yang lokasinya relatif berdekatan dengan Kawasan Wisata UNESCO Global Geopark (UGGp) Raja Ampat.

“Kami mendukung adanya evaluasi menyeluruh terhadap izin-izin pertambangan di wilayah sensitif, terutama yang bersinggungan dengan destinasi wisata konservasi,” kata Widiyanti dalam keterangannya, dikutip Kamis (5/6/2025).

Menurutnya, setiap kegiatan pembangunan di kawasan-kawasan ini harus berpijak pada prinsip-prinsip kehati-hatian, menghormati ekosistem, serta kesimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga mendukung pendekatan whole of government dalam penyelarasan kebijakan antara sektor pariwisata, lingkungan hidup, energi, dan mineral.

Dia juga menilai, perlu adanya forum dialog bersama kementerian terkait agar keputusan yang diambil mempertimbangkan arah pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Apalagi, dalam hal ini, Widiyanti menyebut bahwa Kemenpar berkomitmen menjadikan Raja Ampat sebagai simbol pariwisata berkelanjutan yang berbasis konservasi, edukasi, masyarakat, kualitas, dan keberlanjutan.

“Kementerian Pariwisata siap menyuplai data dan masukan berbasis perencanaan pariwisata dan pengalaman empiris, termasuk peran masyarakat lokal sebagai pelindung kawasan,” tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper