Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pengguna Aplikasi Temu di AS Anjlok Disapu Kebijakan Tarif Trump

Jumlah pengguna harian platform e-commerce Temu milik PDD Holdings di AS turun 58% pada Mei 2025 menurut perusahaan intelijen pasar Sensor Tower.
Warga mengakses platform e-commerce, Temu melalui ponselnya di Jakarta. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bahwa e-commerce Temu belum mengantongi izin operasi di Indonesia. - JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti.
Warga mengakses platform e-commerce, Temu melalui ponselnya di Jakarta. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bahwa e-commerce Temu belum mengantongi izin operasi di Indonesia. - JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti.

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pengguna harian platform e-commerce Temu milik PDD Holdings di Amerika Serikat turun 58% pada Mei 2025 menurut perusahaan intelijen pasar Sensor Tower.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/6/2025), penurunan jumlah pengguna ini mencerminkan salah satu dari banyak hambatan yang dihadapi pengecer elektronik tersebut di tengah perang dagang AS-China.

Temu memutuskan untuk memangkas pengeluaran iklan di AS dan mengubah strategi pemenuhan pesanannya setelah Gedung Putih mengakhiri praktik 'de minimis'. Dalam konteks ekonomi, de minimis merujuk kebijakan nilai produk di bawah ambang batas sehingga tidak diperhitungkan sebagai objek pajak. Kebijakan itu memungkinkan perusahaan China untuk mengirimkan paket bernilai rendah ke Amerika Serikat tanpa tarif.

Temu, bersama platform e-commerce Shein, telah memanfaatkan ketentuan itu selama bertahun-tahun untuk mengirimkan barang langsung dari pemasok di China ke konsumen di AS  dengan mempertahankan harga tetap rendah.

Baik Temu maupun Shein telah mengalami penurunan tajam dalam pertumbuhan penjualan dan tingkat pertumbuhan pelanggan sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif perdagangan yang besar, menurut data yang dikumpulkan oleh konsultan Bain & Company. Data yang sama menunjukkan kinerjaTemu lebih buruk daripada pesaingnya.

Tarif memaksa kedua platform untuk menaikkan harga, tetapi Shein telah mampu meningkatkan jumlah uang yang dibelanjakan per pelanggan dibandingkan dengan tahun lalu, data menunjukkan, sementara Temu telah berjuang.

Temu tidak menanggapi permintaan komentar tentang penurunan pengguna harian AS atau hambatan yang dihadapinya di pasar AS.

Analis ekuitas Morgan Stanley, Simeon Gutmam dalam sebuah catatan menyebut, keterlibatan di Temu telah turun secara signifikan setelah berakhirnya pengecualian.

"Meskipun lingkungan tarif masih belum pasti, jika status quo tetap berlaku dalam jangka waktu lama, kami yakin ancaman kompetiif Temu akan terus melemah," kata Gutman.

Minggu lalu, laba kuartal pertama PDD tidak mencapai estimasi pertumbuhan dan para eksekutif memberi tahu analis dalam panggilan pasca laba bahwa tarif telah menciptakan tekanan signifikan bagi para pedagangnya.

Mereka menegaskan kembali janji Temu sebelumnya untuk menjaga harga tetap stabil dan bekerja sama dengan para pedagang di seluruh wilayah, mengacu pada peralihan ke model pemenuhan lokal yang diumumkan pada awal Mei.

Model bisnis Temu sebelumnya memberi tanggung jawab kepada pedagang untuk memesan dan memasok produk mereka sementara perusahaan yang berpusat di Tiongkok itu mengelola sebagian besar logistik, harga, dan pemasaran.

Tim analis HSBC menyebutkan, kini pedagang di platform Temu dapat mengirimkan pesanan individual dari China ke gudang-gudang mitra Temu di AS. Tetapi, mereka harus mengurus tarif dan biaya bea cukai serta dokumen. 

Dalam catatan minggu lalu, HSBC mengatakan bahwa pertumbuhan Temu di pasar non-AS telah meningkat, dengan pengguna non-AS meningkat hingga 90% dari 405 juta pengguna aktif bulanan globalnya pada kuartal kedua.

"Peningkatan pengguna baru tumbuh paling cepat di pasar yang kurang makmur," tulis para analis.

Temu terus menangani pemenuhan pesanan di dekat pembeli, menetapkan harga, dan operasi daring.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper