Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Tak Khawatir Cadangan Batu Bara Kalori Tinggi Kian Tipis

Pelaku usaha tambang batu bara menilai menipisnya cadangan batu bara kalori tinggi bukan ancaman serius bagi mereka.
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA)  di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesian Mining Association (IMA) mengamini total cadangan batu bara kalori tinggi di Indonesia kian menipis.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mencatat, total cadangan batu bara saat ini berada di kisaran 31 miliar ton dengan sumber daya yang ditaksir sekitar 97 miliar ton. 

Namun, dari total cadangan itu, hanya sekitar 5% batu bara dengan kalori tinggi atau 6.000 kcal/GAR. Sementara itu, untuk kalori 5.000 kcal/GAR sekitar 8% dan batu bara dengan kalori 4.200 kcal/GAR mencapai 73%.

Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia menilai cadangan terbesar batu bara Indonesia memang jenis kalori menengah (intermediate) dan rendah (low).

"Memang cadangan kita terbesar ya di kalori menengah dan rendah," kata Hendra kepada Bisnis, Jumat (30/5/2025).

Asal tahu saja, batu bara dengan kalori menengah umumnya memiliki nilai kalori antara 4.700 hingga 5.600 kkal/kg GAR, sedangkan batu bara dengan kalori rendah memiliki nilai kalori di bawah 4.700 kkal/kg GAR.

Hendra pun menyebut, untuk meningkatkan cadangan batu bara kalori tinggi, para pemangku kepentingan tentu perlu menggalakan eksplorasi.

"Untuk bisa mendapatkan cadangan kalori tinggi dan untuk menambah cadangan nasional, eksplorasi perlu digalakkan," ucap Hendra.

Lebih lanjut, Hendra berpendapat menipisnya cadangan batu bara kalori tinggi bukan ancaman serius bagi pelaku usaha. Sebab, kata dia, tren permintaan terbesar dalam 2 dekade terakhir justru untuk batu bara kalori menengah dan rendah.

Menurutnya, tingginya permintaan batu bara kalori menengah dan rendah itu justru menjadikan Indonesia sebagai  produsen terbesar.

Adapun, imbuh Hendra, tingginya permintaan batu bara kalori menengah dan rendah itu ditopang penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

"Untuk dapat keekonomian PLTU, mereka membutuhkan [batu bara] kalori menengah/rendah dan sulfur yang rendah, yang mana Indonesia produsen terbesar di dunia," tutur Hendra.

Menipisnya cadangan batu bara kalori tinggi di Indonesia, pertama kali diungkapkan oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Surya Herjuna. Dia mengatakan, pemerintah dan para pemangku kepentingan bakal terus mencari solusi.

"Cadangan mungkin zaman dulu kalori 6.000 kcal/GAR masih banyak. Sekarang ini Indonesia hampir 70% kalorinya di bawah 4.200 kcal/GAR," tutur Surya dalam acara FGD 'Batu Bara dan Kedaulatan Energi Nasional' di Jakarta, Rabu (28/5/2025). 

Oleh karena itu, pemerintah bakal terus mendorong kegiatan eksplorasi supaya Indonesia bisa terlepas dari krisis batu bara berkalori tinggi. Tanpa ada eksplorasi, kata Surya, cadangan batu bara, khususnya kalori tinggi tidak akan bertambah.

Di sisi lain, pemerintah bersama pelaku usaha tengah menggodok rencana ke depan di tengah menipisnya batu bara kalori tinggi. 

"Bahkan, teman-teman di PT PLN sudah saya sampaikan harus berubah paradigma terkait dengan penggunaan batu bara di pembangkit mereka," kata Surya. 

Menurutnya, jika pelaku usaha masih berharap menggunakan batu bara dengan kalori di kisaran 5.000 kcal/GAR hingga 6.000 kcal/GAR, mereka bakal kesulitan untuk mengembangkan bisnis. Ini terutama bagi PLN yang membutuhkan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Di sisi lain, Surya mengatakan bahwa pemerintah tetap berharap nilai ekonomi batu bara dengan kalori 4.200 kcal/GAR masih bisa dipertahankan. Apalagi, masih banyak industri yang mengandalkan komoditas tersebut. 

Dengan mempertahankan nilai ekonomi itu, batu bara akan tetap memiliki sumbangsih yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

"Kami berharap nilai ekonomi batu bara masih bisa kita pertahankan supaya penggunaan di PLTU, maupun di semen, pupuk, dan lainnya masih bisa kita sumbangsih untuk peningkatan ekonomi kita," ucap Surya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper