Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif 50% terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli, menyusul percakapan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Berbicara kepada wartawan di Bandara Morristown, New Jersey, Trump menyebut perbincangan dengan von der Leyen “sangat baik” dan mengindikasikan kesediaannya untuk memberikan waktu tambahan guna mencapai kesepakatan dagang.
"Kami telah melakukan panggilan telepon yang sangat bagus dan saya setuju untuk memindahkannya," kata Trump kepada wartawan pada Minggu (25/5/2025) waktu setempat di Bandara Morristown di New Jersey dalam perjalanan kembali ke Washington.
Sebelumnya, von der Leyen melalui akun X mengatakan bahwa Eropa siap mempercepat perundingan secara tegas, namun kesepakatan komprehensif membutuhkan waktu hingga batas akhir 9 Juli.
Penundaan ini menunda berakhirnya masa jeda 90 hari atas tarif timbal balik yang diberlakukan Trump. UE telah merespons dengan menetapkan tarif 20%, namun sempat menurunkannya menjadi 10% selama periode tenggang waktu.
Pada Jumat lalu, Trump sempat memperingatkan bahwa tarif 50% akan diberlakukan mulai 1 Juni, dengan menuding UE memperlambat negosiasi dan bersikap tidak adil terhadap perusahaan-perusahaan AS lewat regulasi dan gugatan hukum.
Baca Juga
Kebijakan tersebut berdampak langsung pada pasar keuangan. Indeks saham berjangka AS menguat di awal perdagangan Asia, sementara dolar AS berfluktuasi setelah sempat tertekan ke level terendah sejak Desember 2023.
Di balik layar, UE kesulitan memahami keinginan spesifik AS dalam perundingan. Meski blok tersebut telah mengusulkan skema penghapusan tarif atas sejumlah produk, Trump lebih fokus pada penghalang non-tarif seperti regulasi dan birokrasi.
Wakil Menteri Keuangan AS Michael Faulkender menyebut tantangan terbesar terletak pada pendekatan negosiasi dengan UE sebagai satu blok tarif, sekaligus keinginan AS untuk menyelesaikan hambatan non-tarif secara bilateral dengan tiap negara anggota.
Pekan lalu, Kepala Perdagangan UE Maros Sefcovic menghidupkan kembali usulan dagang dengan AS dan menggelar panggilan telepon dengan mitranya di AS, Jamieson Greer. Kerangka kerja baru tersebut mencakup pembahasan tarif dan non-tarif, keamanan ekonomi, investasi strategis, pembelian bersama, serta respons atas tantangan global.
Menurut analisis Bloomberg Economics, tarif 50% yang diusulkan Trump dapat memengaruhi perdagangan bilateral senilai US$321 miliar, menekan PDB AS hingga 0,6% dan menaikkan harga barang sebesar 0,3%.
Trump menyatakan ingin menggunakan kebijakan tarif sebagai instrumen untuk mendorong relokasi pabrik ke dalam negeri. Pada hari yang sama saat mengumumkan ancaman tarif terhadap UE, ia juga mengancam tarif 25% terhadap smartphone yang diproduksi di luar AS, seperti produk Apple dan Samsung.
Namun, Trump kemudian menyetujui pandangan Menteri Keuangan Scott Bessent bahwa AS tidak perlu memulangkan produksi tekstil.
“Kami tidak ingin membuat sepatu kets dan kaus oblong, kami ingin membuat peralatan militer,” ujarnya.
Trump menekankan ambisinya agar AS fokus pada produksi bernilai tinggi seperti chip, komputer, dan pengembangan kecerdasan buatan (AI).