Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Sebut RI Mau Bangun Ekosistem Baterai Motor Listrik

Bahlil menyebut bahwa selama ini Indonesia baru fokus membangun ekosistem baterai untuk kendaraan roda empat atau mobil listrik.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan terkait pejabat tinggi di Kementerian ESDM dan SKK Migas kepada wartawan/Bisnis-Lukman Nur Hakim
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan terkait pejabat tinggi di Kementerian ESDM dan SKK Migas kepada wartawan/Bisnis-Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia akan membangun ekosistem pengembangan baterai untuk kendaraan listrik roda dua, atau motor listrik. 

Bahlil menyebut bahwa selama ini Indonesia baru fokus membangun ekosistem baterai untuk kendaraan roda empat atau mobil listrik.

"Selama ini kita bangun ekosistem baterai untuk mobil, tapi ke depan kita akan bikin ekosistem baterai untuk motor," katanya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).  

Rencana tersebut, kata Bahlil, dilatarbelakangi oleh banyaknya pengguna sepeda motor di Indonesia. Jumlahnya mencapai 140 juta unit yang melintasi jalanan di Indonesia. 

Pengembangan baterai untuk sepeda motor listrik itu diharapan bisa mendorong transisi masyarakat dalam penggunaan sepeda motor berbahan bakar konvensional, ke sepeda motor listrik. 

"Motor kita sekitar 140 juta yang di jalan, ini sebagian untuk bagaimana melakukan subsitusi terhadap pemakaian BBM dalam rangka mendorong transisi energi," kata Ketua Umum Partai Golkar itu. 

Adapun pemerintah diketahui memiliki beberapa proyek pengembangan baterai mobil listrik hulu ke hilir. Proyek itu dikerjasamakan dengan perusahaan asing, seperti di antaranya Huayou hingga CATL. 

Untuk proyek yang digarap konsorsium Indonesia dan Huayou (Proyek Titan), total nilai investasinya mencapai US$9,8 miliar. Sebelum Huayou menggantikan LG Energy Solutions (LGES), LG telah mengucurkan investasi senilai US$1,2 miliar. Pemerintah menargetkan grounbreaking proyek itu sebelum Agustus 2025.

Sementara itu, proyek garapan BUMN Indonesia dan CATL (Proyek Dragon), nilainya mencapai US$6 miliar. Proyek itu rencananya menjalani groundbreaking pada Juni 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper