Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkeu Anggito Sebut Perang Dagang AS-China Tak Pengaruhi APBN, Ini Alasannya

Wamenkeu Anggito Abimanyu menyebut imbas tensi perang dagang AS-China terhadap kondisi APBN akan cenderung sangat minim.
Wamenkeu Anggito Abimanyu/Bisnis/Nurul Hidayat
Wamenkeu Anggito Abimanyu/Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu angkat bicara terkait potensi dampak kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terhadap kondisi fiskal negara pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Anggito menyebut imbas tensi perang dagang AS-China terhadap kondisi APBN akan cenderung sangat minim. Hal ini mengingat upaya pemerintah Indonesia yang bergerak cepat dan aktif dalam melakukan negosiasi tarif yang dikenakan AS kepada Indonesia.

Menurutnya, kombinasi dari kecepatan respons Pemerintah Indonesia dan tercapainya kesepakatan penurunan tarif antara AS dan China telah menurunkan tensi perang dagang sekaligus ketidakpastian yang mengikuti

"Dampaknya pada APBN saya lihat very [sangat] minimal sebetulnya kalau kita lihat kondisi sekarang post 90 hari dan juga kemungkinan USA-China bisa agree, sehingga kita bisa mencapai free trade agreement, membuat ekonomi kita lebih confident," ungkap Anggito dalam agenda Kagama Leaders Forum di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Di sisi lain, Anggito menyebut pemerintah akan terus memantau kondisi perang dagang tersebut. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk memperkuat APBN.

Salah satu upaya tersebut adalah memperkuat pengeluaran publik (public spending). Anggito memaparkan, hal ini dilakukan mulai dari efisiensi hingga refocusing anggaran untuk memperkuat permintaan domestik.

Kemudian, pemerintah juga akan meningkatkan investasi dan hilirisasi. Dia mencontohkan, upaya yang tengah dilakukan pemerintah adalah dengan berinvestasi melalui Danantara serta memperluas upaya hilirisasi.

"Ini memang akan butuh waktu ya, tidak bisa merespons kondisi ekonomi secara segera. Tetapi, harapan kita dengan peningkatan public spending, investasi dan hilirisasi ini di 2026 sudah kelihatan hasilnya. Kita harusnya bisa mulai tumbuh di atas level pertumbuhan ekonomi saat ini," kata Anggito.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper