Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports memproyeksikan jumlah penumpang pesawat udara tembus 10,8 juta jiwa di 37 bandara yang dikelolanya selama masa angkutan Lebaran 2025.
Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan pihaknya memproyeksikan akan melayani sekitar 10,8 juta penumpang atau naik 9% dibandingkan dengan angkutan lebaran 2024 di 37 bandara.
Faik mengaku peningkatan jumlah penumpang salah satunya didukung oleh kebijakan work from anywhere (WFA) yang diterapkan oleh pemerintah.
“Kalau kita bandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu Itu meningkat sekitar 9% Dan hal lain lagi yang penting juga perlu diketahui, dengan proyeksi 10,8 juta penumpang yang akan kita layani, kalau kita bandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid di tahun 2019 sudah lebih tinggi,” kata Faik Fahmi di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (20/3/2025).
Faik Fahmi juga mengklaim untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta, peningkatan terjadi sekitar 12% secara year on year dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penumpang secara nasional. Penumpang Bandara Soetta diproyeksikan tembus 3,5 juta jiwa selama angkutan Lebaran 2025.
“Bahkan kalau kita bandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid Tahun 2019 itu meningkatnya 17%. Jadi artinya disini traffic sudah normal, recovery, pulih seperti sebelum pandemi Covid,” jelasnya.
Baca Juga
Meski demikian, Faik tidak mengelak bahwa jumlah pesawat saat ini menjadi persoalan di tengah peningkatan jumlah penumpang. Jumlah pesawat disebut belum sepenuhnya pulih dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Guna dapat mengantisipasi hal tersebut, InJourney Airports akan mengoperasikan 37 bandaranya selama 24 jam. Hal ini disebut dapat dimanfaatkan maskapai untuk memaksimalkan utilitas dan operasional bandara.
Adapun Faik Fahmi mengatakan pihaknya memproyeksikan puncak arus mudik angkutan udara akan terjadi pada 28 Maret 2025, sementara itu puncak arus balik justru akan terjadi pada 7 April 2025.