Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal Asing Rp9,61 Triliun Kabur dari RI Pekan Ini, Investor Ramai Jual SRBI

Bank Indonesia melaporkan adanya aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia pada pekan kedua Februari 2025 senilai Rp9,61 triliun.
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan adanya aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia pada pekan kedua Februari 2025 senilai Rp9,61 triliun, meski rupiah terpantau mengalami penguatan. 

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 109 poin atau 0,67% ke level Rp16.252 per dolar AS pada Jumat (14/2/2025). 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, data aliran modal yang menjadi indikator stabilitas nilai rupiah tersebut meninggalkan Tanah Air di semua pasar. 

“Terdiri dari jual neto Rp2,42 triliun di pasar saham, Rp2,51 triliun di pasar surat berharga negara [SBN], dan Rp4,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia [SRBI],” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Sabtu (15/2/2025). 

Secara kumulatif atau mengacu data setelmen sampai dengan 13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,59 triliun di pasar saham. 

Berbeda dengan pasar saham, investor asing terpantau rajin melakukan aksi beli neto di pasar SBN dan di SRBI yang masing-masing senilai Rp10,11 triliun dan Rp4,60 triliun.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Denny. 

Sejalan dengan hal tersebut, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 13 Februari 2025 sebesar 72,22 bps, turun dibandingkan dengan 7 Februari 2025 sebesar 74,22 bps.

Sementara rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.280 per dolar AS pada Jumat pagi (14/2/2025) atau menguat dari penutupan pasar hari Kamis (!3/2/2025) pada level (bid) Rp16.350 per dolar AS.

Penguatan rupiah tersebut beriringan dengan DXY atau indeks dolar terhadap enam mata uang negara utama, yakni euro, yen Jepang, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss, yang melemah ke level 107,31 pada akhir Kamis (13/2/2025). 

Di sisi lain, imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,82% pada Kamis, dan terus menurun ke 6,81% pada Jumat pagi. 

Berbeda dengan surat utang yang pemerintah AS keluarkan alias US Treasury Note 10 tahun, yield justru naik ke level 4,529% pada Kamis (13/2/2025). 

Sebelumnya dalam data historis Bank Indonesia, SRBI yang menjadi instrumen untuk menarik aliran modal masuk tercatat rutin outflow sepanjang 2025. 

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI Triwahyono menyampaikan bahwa outflow dari SRBI terjadi seiring dengan membaiknya aliran modal yang masuk melalui pasar SBN. 

Bahkan, akibat outflow yang terjadi tersebut, Triwahyono menyampaikan outstanding SRBI perlahan mulai menurun. 

Outstanding SRBI sudah di bawah Rp900 triliun, sekarang [per 6 Februari 2025] Rp860 triliun, akhir tahun lalu kita sempat sampai Rp970 triliun, inflow terhadap pasar SBN sudah kembali membaik,” ujarnya dalam Pelatihan Wartawan BI di Banda Aceh, Jumat (7/2/2025). 

Meski demikian, Triwahyono menegaskan bahwa bank sentral tetap membutuhkan aliran modal asing masuk yang besar utamanya dalam saham, SBN, dan SRBI untuk menstabilkan rupiah. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper