Bisnis.com, JAKARTA - Kanada menyatakan siap membalas kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, jika masa penundaan yang sedang berlangsung selesai dan kedua negara tidak mencapai kesepakatan selama periode tersebut.
Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen menuturkan kebijakan pengenaan tarif impor yang diberikan AS sepenuhnya tidak dapat dibenarkan. Hussen menuturkan kebijakan tarif tersebut tidak masuk akal karena Kanada telah menjadi mitra dagang yang baik bagi AS.
Dia menuturkan, AS sebenarnya memiliki surplus neraca perdagangan dengan Kanada jika tidak memperhitungkan sektor minyak dan gas. Hussen pun berharap kebijakan tarif tersebut dapat ditunda tanpa batas waktu.
Meski demikian, Hussen menyebut Pemerintah Kanada siap membalas kebijakan tersebut jika nantinya tarif itu mulai diberlakukan.
"Jika ada peraturan tersebut pada akhirnya akan diberlakukan setelah jeda, kami berharap hal itu tidak terjadi, kami berhak untuk menanggapinya. Kami telah mengatakan bahwa akan merespons dengan tegas setiap tarif yang tidak adil dan tidak dapat dibenarkan yang akan dikenakan pada Kanada," jelas Hussen dalam sesi konferensi pers di Canada's Official Residence di Jakarta pada Jumat (14/2/2025).
Menurutnya, perdagangan Kanada dan AS telah membawa dampak positif bagi kedua negara. Dia menjelaskan, jutaan lapangan kerja di Kanada dan Amerika Serikat telah tercipta karena perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan ekonomi kedua negara selama beberapa dekade terakhir.
Baca Juga
Mengutip data dari laman resmi Badan Pusat Statistik Kanada atau Statistic Canada, surplus perdagangan barang Kanada dengan Amerika Serikat berjumlah US$102,3 miliar pada 2024, menyempit dibandingkan dengan surplus US$108,3 miliar pada 2023.
Sementara itu, untuk perdagangan jasa, Kanada secara konsisten mencatat defisit dengan Amerika Serikat, terutama karena jasa perjalanan. Adapun, ketika perdagangan barang dan jasa digabungkan, Kanada mencatat surplus perdagangan keseluruhan sebesar US$94,4 miliar dengan Amerika Serikat pada tahun 2023.
"Ini merupakan kemitraan perdagangan ekonomi terbaik antara dua negara di seluruh dunia. Kami percaya bahwa kemitraan ekonomi dan hubungan persahabatan antara negara-negara kita telah membawa dampak baik bagi kedua negara dan masyarakat," kata Hussen.