Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi investasi sepanjang 2024 tercatat mencapai Rp1.714,2 triliun. Capaian itu melebihi target awal maupun target presiden yang nilainya lebih tinggi.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan P. Roeslani memaparkan bahwa sepanjang Januari—Desember 2024, realisasi investasi senilai Rp1.714,2 triliun mengalami pertumbuhan 20,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY). Tidak hanya tumbuh, investasi pun melampaui target.
Mulanya, berdasarkan rencana strategis (renstra) 2024 pemerintah menargetkan investasi Rp1.239,3 triliun, lalu presiden menaikkan targetnya menjadi Rp1.650 triliun. Rupanya, realisasi investasi 2024 mampu mencapai 138,3% dari target renstra dan 103,9 dari target presiden.
"Target [realisasi investasi] presiden tercapai, apalagi target renstra," ujar Rosan dalam konferensi pers realisasi investasi, Jumat (31/1/2025).
Rosan memaparkan bahwa realisasi investasi itu menghasilkan serapan tenaga kerja hingga 2,45 juta orang. Serapan itu tumbuh 34,7% (YoY).
Selain itu, Rosan juga memaparkan bahwa realisasi investasi di luar Jawa mencatatkan porsi yang lebih besar dari Jawa. Hal itu, menurutnya, sejalan dengan upaya pemerataan ekonomi agar tidak melulu Jawa-sentris.
Baca Juga
Realisasi investasi di luar Jawa pada 2024 mencapai Rp895,4 triliun atau 52,2% dari total investasi. Adapun, realisasi investasi di Jawa pada 2024 mencapai Rp818,8 triliun atau 47,8% dari total investasi.
Investasi asing atau penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2024 mencapai Rp900,2 triliun atau 52,5% dari total investasi. Lalu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp814 triliun atau 47,5% dari total investasi.
"Investor tertarik karena stabilitas [dalam negeri] kita," ujar Rosan.
Selain itu, Rosan juga memaparkan bahwa dari keseluruhan realisasi investasi 2024, hampir seperempatnya merupakan investasi di bidang hilirisasi, yakni senilai Rp407,8 triliun atau 23,8% dari total realisasi investasi.
Realisasi investasi terkait hilirisasi itu tumbuh 8,63% (YoY). Portofolio investasi terbanyak terkait dengan bidang mineral yang mencapai Rp245,2 triliun, dengan sektor terbesar yaitu nikel (Rp153,2 triliun), tembaga (Rp68,5 triliun), dan bauksit (Rp21,8 triliun).