Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengklaim Presiden Prabowo Subianto akan menertibkan bos-bos kelapa sawit nakal yang selama ini hanya mengeruk keuntungan dari bumi Indonesia lalu melarikan hartanya ke luar negeri.
Dasco mengaku Prabowo telah mengidentifikasi bos-bos sawit nakal tersebut. Ke depan, sambungnya, pemerintah juga kan mendata perkebunan sawit yang tidak terdata sehingga hasil aktivitas perekonomiannya tidak masuk ke kas negara.
“Jumlahnya sedemikian banyak [bos sawit nakal],” ungkap Dasco saat menjadi pembicara acara diskusi Sabang-Merauke Circle dan SPSI, Jakarta, dikutip dari situs resmi Partai Gerindra pada Jumat (10/1/2025).
Wakil ketua DPR itu juga mengaku Prabowo akan melakukan efisiensi anggaran. Dengan demikian, sambungnya, manfaat APBN bisa lebih dirasakan masyarakat banyak.
“Kemudian bagaimana supaya mengevaluasi yang namanya proyek-proyek strategis nasional yang kurang berguna bagi masyarakat,” ujar Dasco.
Sebelumnya, pernyataan senada sempat disampaikan oleh mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang kini menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga
Ketika menjadi pembicara di acara Kompas 100 CEO Forum Ke-15 pada media Oktober 2024, Luhut menyatakan Prabowo berencana menangkap pengusaha yang memiliki lahan sawit bodong atau tak terdaftar.
Awalnya, Luhut bercerita Satuan Tugas (Satgas) Sawit bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah mengaudit data terkait lahan sawit bodong. Dia menyebut, dari audit itu ditemukan lebih dari tiga juta hektare lahan sawit masih tak terdaftar.
Data tersebut pun diterima oleh Prabowo Subianto. Kemudian, Presiden terpilih itu ingin menangkap saja para pengusaha yang terlibat.
"Kemarin baru diumumkan 3,1 juta hektare [lahan sawit] tak register. Beliau [Prabowo] bilang 'Bang kita tangkap saja'. 'Tenang Mr. President' kata saya, 'Biar Bapak dilantik nanti terserah dan kita siapkan data yang benar'," jelas Luhut.