Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok Raja Minyak Singapura OK Lim yang Resmi Bangkrut, Pernah Berbisnis dengan Pertamina

Raja minyak Singapura OK Lim, pada masa jayanya, pernah berbisnis dengan BUMN PT Pertamina (Persero)
Lim Oon Kuin, pendiri Hin Leong Trading Ltd., meninggalkan Pengadilan Negara setelah sidang pembacaan vonis di Singapura pada Senin, 18 November 2024. Taipan minyak asal Singapura ini dijatuhi hukuman penjara selama 17 setengah tahun karena menipu HSBC Holdings Plc dan melakukan pemalsuan./Bloomberg-Ore Huiying
Lim Oon Kuin, pendiri Hin Leong Trading Ltd., meninggalkan Pengadilan Negara setelah sidang pembacaan vonis di Singapura pada Senin, 18 November 2024. Taipan minyak asal Singapura ini dijatuhi hukuman penjara selama 17 setengah tahun karena menipu HSBC Holdings Plc dan melakukan pemalsuan./Bloomberg-Ore Huiying

Bisnis.com, JAKARTA — Mantan raja minyak mentah asal Singapura Lim Oon Kuin atau dikenal juga dengan OK Lim dan kedua anaknya yang dinyatakan bangkrut, di masa jayanya ternyata pernah berbisnis dengan BUMN atau perusahaan pelat merah di Tanah Air.

Berdasarkan data Forbes, OK Lim memiliki perusahaan perdagangan minyak bernama Hin Leong Trading (Pte) Ltd. Lim mendirikan Hin Leong Trading pada 1963, saat dia berusia 20 tahun, bermodalkan sebuah truk untuk mengantarkan solar kepada nelayan dan produsen listrik kecil di pedesaan.

Hin Leong Trading kemudian makin berkembang hingga akhirnya, unit pelayaran grup tersebut, Ocean Tankers, memiliki armada lebih dari 130 kapal tanker dan dikelola oleh putra Lim, Evan.

Selain itu, taipan minyak Lim juga memiliki unit penyimpanan minyak Universal Terminal bersama PetroChina.

Perusahaan perdagangan minyak milik Lim Oon Kuin yaitu Hin Leong Trading itulah yang kemudian mengajukan perlindungan kebangkrutan pada April 2020, yang menyebabkan kekayaan bersih OK Lim turun di bawah U$$1 miliar.

OK Lim, yang mencapai puncak kejayaannya pada 2014 dengan kekayaan sebanyak US$1,8 miliar, pada 2019 tercatat sebagai orang terkaya ke-18 di Singapura (Forbes) dengan kekayaan US$1,7 miliar. Kekayaannya kemudian melorot menjadi US$1,3 miliar saat pandemi Covid-19 pada 2020.

Sebagai informasi, saat pandemi Covid-19 pada 2020, harga minyak mentah global mengalami penurunan drastis karena turunnya permintaan akibat lockdown di berbagai negara.

Pembatasan perjalanan, penutupan industri, dan perlambatan ekonomi secara global menyebabkan penurunan tajam dalam permintaan minyak. Maskapai penerbangan, transportasi, dan sektor energi pun mengalami kontraksi besar.

Pada April 2020, misalnya, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei turun menjadi negatif -$37,63 per barel. Ini terjadi karena kekurangan kapasitas penyimpanan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan utama di AS.

Adapun, sebelum pandemi, pasar minyak sejatinya sudah menghadapi kelebihan pasokan akibat perang harga antara Rusia dan Arab Saudi pada Maret 2020. Keduanya gagal mencapai kesepakatan produksi, sehingga membanjiri pasar dengan minyak murah.

Sejumlah peristiwa ini menggarisbawahi kerentanan pasar minyak terhadap kejadian global yang tidak terduga, seperti pandemi dan OK Lim, melalui Hin Leong Trading ada di pusaran kerentanan harga minyak hingga akhirnya mengalami kerugian, di mana kndisi keuangan tersebut disembunyikan. Hin Leong Trading juga memiliki utang jumbo di sejumlah bank.

Lim mengungkapkan bahwa Hin Leong memiliki kerugian sebesar $800 juta yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Bisnis Pertamina dengan Hin Leong Trading 

Nama Hin Leong Trading pernah muncul di berbagai media Tanah Air pada Desember 2014 saat Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyebut Hin Leong Trading menjembatani pembelian minyak oleh PT Pertamina Trading Limited (Petral), anak usaha PT Pertamina (Persero).

Berdasarkan informasi Pertamina di situs resminya, Hin Leong Trading, perusahaan milik OK Lim, merupakan satu dari sepuluh pembeli produk ekspor Pertamina pada 2019.

Berdasarkan penjelasan Pertamina, untuk ekspor produk pada 2019, ekspor dilakukan dengan incoterm FOB sebesar 100%. Ekspor yang dilakukan dengan kontrak 6 bulan – 1 tahun (Term) sebesar 41%, sedangkan sisanya kontrak jangka pendek (Spot) sebesar 59%.

Daftar Pembeli Produk Ekspor Pertamina pada 2019

  1. ARC Energy Trading Pte. Ltd
  2. BP Singapore Pte Ltd
  3. Freepoint Commodities Singapore Pte
  4. Hin Leong Trading (Pte) Ltd
  5. Mercuria Energy Trading Pte. Ltd.
  6. Mitsui & Co. Energy Trading Singapo
  7. Pertamina International Marketing
  8. PPT Energy Trading Co., Ltd
  9. Shell International Eastern Trading
  10. Vitol Asia Pte.Ltd.

Selain itu, pada 2019, Hin Leong Trading ternyata juga tercatat sebagai salah satu dari 23 pemasok BBM impor Pertamina.

Untuk BBM impor, Pertamina menyebut pengadaan yang dilakukan dengan incoterm FOB sebesar 66%, sedangkan CFR sebesar 34%. Pengadaan yang dilakukan dengan kontrak 6 bulan – 1 tahun (Term) sebesar 91%, sedangkan sisanya kontrak jangka pendek (Spot) sebesar 9%.

Daftar Pemasok BBM Pertamina pada 2019:

  1. Aramco Trading Singapore Pte. Ltd
  2. Emirates National Oil Company (Singapore) Pte Ltd
  3. Equinor ASA
  4. Exxonmobil Asia Pacific Pte Ltd
  5. Freepoint Commodities Singapore Pte Ltd
  6. Glencore Singapore Pte. Ltd.
  7. Hengyi Industries International Pte. Ltd
  8. Hin Leong Trading (Pte) Ltd
  9. Ocean Energy Pte.Ltd.
  10. Petco Trading Labuan Company Limited (“Ptlcl”)
  11. Petrochina International (Singapore) Pte Ltd
  12. Petron (Singapore) Trading Pte Ltd
  13. Phillips 66 International Trading Pte Ltd
  14. Reliance Global Energy Services (Singapore) Pte Ltd
  15. Shell International Eastern Trading Company
  16. SK Energy International Pte Ltd
  17. Total Trading Asia Pte Ltd
  18. Trafigura Pte. Ltd.
  19. Unipec Singapore Pte. Ltd.
  20. Vitol Asia Pte Ltd
  21. Winson Oil Trading Pte. Ltd.
  22. World Fuel Services (Singapore) Pte. Ltd
  23. Zenrock Commodities Trading Pte. Ltd

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper