Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) menjamin kebutuhan gas bumi untuk pelanggan, khususnya guna mendukung keberlanjutan industri dengan menerapkan kebijakan pemerintah yang ada.
Direktur Komersial PGN (PGAS), Ratih Esti Prihatini mengatakan kondisi permintaan gas bumi saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk itu, PGN berupaya menghadirkan gas pipa yang akan dialokasikan ke pelanggan industri.
"Sedangkan sisanya akan diisi oleh supply LNG yang dipasok dari infrastruktur FSRU Lampung, Nusantara Regas, dan Aceh," kata Ratih, Kamis (17/10/2024).
Dia menerangkan, dalam beberapa tahun terakhir, PGN telah melakukan berbagai upaya yakni memaksimalkan serapan gas seperti serapan LNG di Jawa Barat yang sudah mencapai 60 BBTUD.
Adapun, saat ini layanan gas bumi nasional telah mengalami pergeseran portfolio pasokan yang awalnya didominasi oleh gas pipa, sekarang 60% dilayani gas pipa dan 40% dilayani melalui LNG.
"Tentunya PGN akan terus mengupayakan ketersediaan gas melalui komunikasi aktif dengan regulator, stakeholder termasuk menggiatkan pembangunan infrastruktur untuk menjangkau pasar-pasar baru," jelasnya.
Baca Juga
Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur juga sedang digiatkan PGN dengan tujuan gas bumi yang bersumber dari Sumatra dapat didistribusikan hingga Jawa Barat melalui pipa Dumai – Sei Mangke, SSWJ, dan pipa Cisem 2.
Pihaknya berharap dengan begitu penyerapan gas dapat dilakukan secara maksimal oleh industri untuk menjaga keberlanjutan operasional salah satunya dengan LNG.
"Karena LNG menjadi energi pilihan dan signifikan untuk mendukung pasokan energi pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan proyeksi ketersediaan pasokan di beberapa wilayah pengembangan baru yang didominasi di offshore," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan rencana harga gas tahun 2025 yang akan menggunakan mekanisme serupa dengan tahun 2024 yakni terdiri dari harga gas pipa dan harga gas regasifikasi.
"Tentunya harga gas regasifikasi akan bersifat dinamis, menyesuaikan dinamika harga LNG sesuai dengan formula yang ditetapkan oleh regulator dan kondisi ICP," tuturnya.
PGN membidik pemberlakuan harga gas regasifikasi yang dinamis berdasarkan formula ICP dapat membuat pelanggan memperoleh price signal yang tepat dan harga gas yang tetap kompetitif jika dibandingkan dengan BBM.
“Harga LNG mengacu pada Indonesia Crude Price (ICP) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan. Apabila kita lihat pada realisasinya, harga gas cenderung fluktuatif yang dipengaruhi oleh supply maupun faktor eksternal, sehingga harga gas dapat rendah maupun tinggi namun tetap mengacu pada ICP," terangnya.
Beberapa langkah tersebut yang akan menjadi strategi PGN tahun depan untuk mengingat ketersediaan LNG yang lebih dominan dibandingkan gas pipa.
"Kami sangat mengharapkan sektor industri dapat terus tumbuh dan berkelanjutan," tambahnya.
PGN hingga saat ini mendukung pemenuhan gas bumi domestik khususnya pada sektor industri sejumlah sekitar 2.500 pelanggan per 2024 dan diperkirakan akan meningkat mencapai 2.700-2.750 pelanggan industri pada beberapa tahun ke depan.
"Mengingat peningkatan kebutuhan masyarakat akan gas, maka LNG akan menjadi penopang ketersediaan dan keandalan dalam distribusi gas bumi PGN," pungkasnya.
Senada, Wakil Direktur Utama PT Pertamina, Wiko Migantoro, mengatakan beberapa tahun ke depan, gas akan memiliki peranan yang penting sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan strategi menuju NZE.
"Kita tahu di negara berkembang seperti Indonesia ini akan terus bertumbuh dari segala aspek seperti industri dan semacamnya, sehingga diperlukan adanya ketersediaan energi. Saat ini Indonesia menjalin komitmen dengan komunitas di dunia yang ingin merealisasikan terciptanya energi bersih, salah satunya dengan gas bumi," tuturnya.