Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi AS September 2024 Lampaui Perkiraan, The Fed Tetap Pangkas Suku Bunga?

Inflasi AS mencapai 2,4% year on year (YoY) pada September 2024, melampaui proyeksi analis sebesar 2,3% YoY.
INFLASI VS DISINFLASI. Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.
INFLASI VS DISINFLASI. Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Amerika Serikat naik lebih dari proyeksi pada September 2024, melampaui proyeksi analis yang memperkirakan perlambatan inflasi lebih lanjut.

Melansir Bloomberg, Kamis (10/10/2024), Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) AS naik 2,4% year on year (YoY) pada September 2024, melampaui proyeksi analis sebesar 2,3% YoY.

Dibandingkan bulan sebelumnya (month on month/MoM), inflasi AS mencapai 0,2%, lebih tinggi dari proyeksi analis sebesar 0,1%

Sementara itu, CPI inti yang tidak termasuk biaya makanan dan energi naik 0,3% MoM dan 3,3% YoY. Para ekonom melihat data inflasi inti sebagai indikator yang lebih baik daripada inflasi secara keseluruhan.

Gabungan tempat tinggal dan makanan menyumbang lebih dari 75% dari keseluruhan kenaikan bulanan. Harga barang juga naik setelah turun secara konsisten selama setahun terakhir.

Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, bersama dengan data tenaga kerja AS pekan lalu yang melonjak, kemungkinan akan memperkuat perdebatan apakah Federal Reserve (The Fed) akan memilih penurunan suku bunga yang kecil bulan depan atau berhenti sejenak setelah penurunan besar di bulan September.

Para pejabat memperkirakan akan ada pemangkasan 50 basis poin lagi hingga akhir 2024, dan banyak yang mengatakan bahwa mereka mengamati perkembangan di pasar tenaga kerja.

The Fed mulai menurunkan suku bunga pada September sebesar 50 bps mengingat laju penurunan inflasi yang terus berlanjut serta serangkaian data pasar tenaga kerja yang lemah.

Notulensi rapat FOMC dirilis pada Rabu mengindikasikan adanya perdebatan yang kuat mengenai besarnya penurunan suku bunga, dan para pejabat yang telah berbicara sejak saat itu mengatakan bahwa mereka lebih menyukai pendekatan bertahap.

Di sisi lain, data klaim tunjangan pengangguran mingguan juga naik menjadi 258.000 untuk minggu yang berakhir 5 Oktober, lebiih tinggi dari perkiraan sebesar 230.000.

Menurut data FedWatch CME setelah data inflasi dirilis, pelaku pasar mempertegas ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan November sebesar 86,9%, dengan 13,1% kemungkinan tidak ada perubahan sama sekali.

Kepala investasi di NewEdge Wealth Cameron Dawson mengatakan pasar bereaksi karena memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga Fed yang besar dan risiko bahwa Fed tidak akan terlalu mendukung pasar.

“Data inflasi yang datang lebih tinggi dari perkiraan, dan pada saat yang sama (bahwa) klaim pengangguran awal benar-benar meningkat, tentu saja merupakan pesan yang membingungkan bagi pasar,” kata Dawson seperti dikutip Reuters.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper