Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut dua negara akan mengirimkan pesawat tempurnya untuk berpartisipasi dalam Bali International Air Show 2024.
Melalui akun Instagram pribadinya, Luhut menjelaskan bahwa Bali International Air Show 2024 akan diselenggarakan dalam empat hari ke depan. Acara itu akan diikuti oleh ribuan peserta perwakilan dari 38 negara.
"Dua negara, Jerman dan Australia, bahkan turut mengirimkan pesawat tempurnya untuk berpartisipasi dalam ajang ini. Pesawat tempur canggih F-35 dari Australia dan pesawat angkut militer Airbus A400M dari Jerman akan menjadi sorotan dalam deretan berbagai pesawat yang ditampilkan," kata Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (18/9/2024).
Luhut mengatakan bahwa Bali International Airshow 2024 bukan hanya menjadi etalase industri dan kemampuan penerbangan Indonesia di kancah internasional, tetapi juga merupakan upaya pemerintah untuk memamerkan potensi sektor transportasi udaradi level internasional.
Dia menyebut Indonesia terakhir kali menjadi tuan rumah acara tersebut pada 28 tahun lalu, atau pada 1996. Acara tersebut, terang Luhut, diproyeksikan menjadi gerbang bagi kepemimpinan Indonesia di industri penerbangan dan kedirgantaraan, dengan mengedepankan inovasi dan keahlian dari berbagai pemangku kepentingan.
Acara ini, lanjutnya, juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai tuan rumah airshow terkemuka di Asia Tenggara, sekaligus meningkatkan visibilitas global negara dalam sektor strategis tersebut.
Baca Juga
"Dari laporan yang saya terima, antusiasme internasional masih terus meningkat. Bahkan hingga menjelang pembukaan, banyak negara yang masih ingin mengirimkan pesawatnya untuk ikut serta dalam pameran ini," klaim purnawirawan TNI bintang empat itu.
Mantan Menteri Perdagangan era Presiden Abdurrahman Wahid itu lalu menyampaikan kegembiraannya dalam menyambut Bali Internasional Airshow 2024. Dia menyebut acara itu akan menjadi katalisator dalam memperkuat hubungan bilateral dan multilateral, tetapi juga dapat menarik minat para investor sektor transportasi udara dan kedirgantaraan Indonesia.