Bisnis.com, JAKARTA – Asian Development Bank (ADB) meluncurkan peta jalan baru dalam rangka meningkatkan dukungan terhadap berbagai tantangan utama yang dihadapi Asia dan Pasifik, termasuk percepatan upaya memerangi perubahan iklim dan memperluas pembangunan sektor swasta.
Melalui strategi ‘Tinjauan Jangka Menengah Strategi 2030’, ADB merespons atas berbagai tantangan yang mengancam visi dalam mewujudkan kawasan yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa menyampaikan, hal ini terutama mempertimbangkan guncangan yang bertubi-tubi telah menggagalkan kemajuan pembangunan selama bertahun-tahun di Asia dan Pasifik.
“ADB memperbarui visinya, memperluas kapasitas keuangannya, dan memodernisasi pendekatan operasionalnya untuk membantu para anggotanya merespons tantangan-tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk krisis iklim yang kian parah, krisis kesehatan masyarakat, serta kerentanan ekonomi dan fiskal,” katanya melalui keterangan resmi, Senin (9/9/2024).
ADB akan memperdalam fokusnya pada lima isu pembangunan yang paling mendesak di kawasan ini, diantaranya aksi iklim, pengembangan sektor swasta, kerja sama regional dan barang publik, transformasi digital, serta ketahanan dan pemberdayaan.
Fokus yang lebih mendalam ini akan memandu alokasi staf dan sumber daya untuk mendapatkan dampak yang lebih besar.
Baca Juga
“Peta jalan baru ini menetapkan tingkat ambisi dan fokus yang belum pernah ada sebelumnya untuk kegiatan ADB dan akan memastikan kita memenuhi momen tersebut melalui tindakan yang berani dan dampak transformatif,” jelas Masatsugu.
Untuk mendorong respons kawasan terhadap perubahan iklim, ADB akan menargetkan pembiayaan iklim mencapai 50% dari total volume pembiayaan tahunan yang telah disepakati pada 2030.
ADB berkomitmen untuk mencapai pembiayaan iklim lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1.546 triliun secara kumulatif dari 2019 hingga 2030.
Sementara untuk memperluas pengembangan sektor swasta, ADB akan menargetkan total pembiayaan sektor swasta sebesar $13 miliar pada 2030, atau tiga kali lipat dari volume saat ini.
Jumlah ini akan mencakup pembiayaan rekening sendiri dan semua mobilisasi langsung, termasuk minimal US$4,5 miliar dalam bentuk mobilisasi modal swasta langsung.
Selain itu, ADB menargetkan 40% dari operasi yang dijamin pemerintah akan berkontribusi secara bermakna terhadap pembangunan sektor swasta pada 2030.
Tindakan baru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan ADB untuk meningkatkan kapasitas pendanaan dan meningkatkan efisiensinya sebagai tanggapan atas seruan reformasi terhadap cara bank-bank pembangunan multilateral diorganisasikan dan memberikan dukungan kepada para anggotanya.