Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Batal, PM Baru Thailand Bakal Lanjutkan Program BLT Rp216 untuk Warganya

PM Thailand Paetongtarn Shinawatra, berjanji melanjutkan rencana pemberian bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$14 miliar atau Rp216 triliun.
Paetongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Thailand yang baru, dalam sebuah konferensi pers setelah pengesahan kerajaan di Bangkok, Thailand, pada hari Minggu (18/8/2024). Andre Malerba/Bloomberg
Paetongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Thailand yang baru, dalam sebuah konferensi pers setelah pengesahan kerajaan di Bangkok, Thailand, pada hari Minggu (18/8/2024). Andre Malerba/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Thailand yang baru dilantik, Paetongtarn Shinawatra, berjanji melanjutkan rencana pemberian bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$14 miliar atau Rp216 triliun untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Melansir Bloomberg, Sabtu (7/9/2024), Paetongtarn yang dilantik bersama 35 anggota kabinetnya pada hari Jumat akan mempresentasikan pernyataan kebijakan pemerintahnya kepada parlemen minggu depan.

Pernyataan ini diharapkan akan menjelaskan perincian stimulus BLT yang telah lama tertunda dan agenda pemerintahannya untuk mempromosikan pariwisata dan investasi asing.

Paetongtarn mengatakan pemerintah akan memastikan bahwa program BLT akan sesuai dengan hukum. Program yang disebut dompet digital tersebut memberikan 10.000 baht per orang untuk sekitar 50 juta warga Thailand dewasa.

Sekitar 14,5 juta orang, termasuk 1 juta penyandang disabilitas, diperkirakan akan tercakup dalam tahap pertama program ini pada bulan September setelah pemimpin baru ini memerintahkan peninjauan kembali rencana tersebut.

Paetongtarn, 38 tahun, adalah pemimpin termuda di Thailand dan dipilih oleh parlemen bulan lalu untuk mengepalai pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh partainya, Pheu Thai, dan didukung oleh kelompok konservatif. Pengangkatannya dilakukan setelah pendahulunya Srettha Thavisin diberhentikan oleh pengadilan karena pelanggaran etika.

Paetongtarn mendesak kabinetnya untuk melanjutkan beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Srettha untuk merangsang ekonomi, meningkatkan pariwisata, menaikkan harga barang-barang pertanian dan mengatasi ancaman musiman banjir.

Ekonomi Thailand diperkirakan tumbuh 2,5% pada 2024. Pertumbuhan ekonomi ini masih di bawah proyeksi negara-negara tetangga Asean seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang mencapai 5% hingga 6%.

Ekonomi Thailand tumbuh rata-rata 1,9% dalam satu dekade terakhir di bawah pemerintahan yang didukung militer, dan sekarang tertahan oleh meningkatnya utang publik dan rumah tangga, ekspor yang lesu, dan biaya hidup yang tinggi.

Paetongtarn, putri bungsu eks PM Thaksin Shinawatra, juga akan memperjelas sikap pemerintahnya tentang bagaimana mengatur industri ganja yang baru lahir yang telah mengalami beberapa kali perubahan kebijakan saat dia meluncurkan pernyataan kebijakan.

Selain itu, ia juga diharapkan untuk menyusun peta jalan untuk melegalkan kasino untuk menarik wisatawan dengan pengeluaran tinggi.

Sebagai generasi ketiga dari klan Shinawatra yang berpengaruh yang memimpin Thailand, Paetongtarn mengatakan bahwa Thaksin tidak akan ikut campur dalam menjalankan pemerintahannya, meskipun ia mungkin akan meminta nasihat dari ayahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper