Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan, terdapat tiga lokasi yang potensial untuk menjadi tempat pengembangan dan pembangunan fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Kementerian ESDM memandang potensi energi nuklir sangat besar sehingga mampu dimanfaatkan dalam percepatan untuk mencapai net zero emission (NZE) dan juga target Nationally Determined Contribution (NDC).
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Harris menyampaikan bahwa PLTN yang nantinya dikembangkan di Indonesia merupakan PLTN dengan skala kecil.
Harris mengatakan, pemerintah telah mengidentifikasi tiga tempat yang potensial untuk dijadikan sebagai lokasi pembangunan PLTN.
“Lalu, di mana mau ditaruh nuklir itu? Ada beberapa skenario. Satu, kalau kita lihat di peta ini, di situ ada namanya Pulau Gelasa, di daerah Kepulauan Bangka Belitung. Pulau itu tidak berpenghuni,” kata Harris dalam pembukaan Energy Week IEE Series 2024 di Jiexpo Kemayoran, Rabu (28/8/2024).
Adapun, Pulau Gelasa di Kepulauan Bangka Belitung ini rencananya menjadi lokasi PLTN dengan teknologi thorium molten salt reactor (TMSR) pertama di Indonesia yang dikembangkan oleh PT ThorCon Power Indonesia (PT TPI)
Baca Juga
Selain Pulau Gelasa, Harris menyampaikan, tempat kedua yang berpotensi menjadi lokasi pengambangan PLTN adalah pulau di wilayah Kalimantan Barat. Namun, dirinya tidak memerinci pulau mana yang nantinya akan dibangun PLTN.
Kemudian, lokasi ketiga adalah pulau-pulau kecil yang dilalui oleh transmisi listrik dari Kalimantan ke Jawa juga menjadi alternatif tempat untuk dibangun PLTN.
“Sepanjang transmisi dari Kalimantan ke Jawa, di situ nanti akan melewati pulau-pulau kecil yang bisa dipakai untuk membangun nuklir di sana sehingga langsung masuk ke green,” ucapnya.
Adapun, pemerintah belakangan mempercepat target operasi komersial PLTN ke 2032, dari yang sebelumnya ditenggat pada 2039 dalam peta jalan nol emisi karbon nasional.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa dari 16 persyaratan pengoperasian PLTN, Indonesia hanya perlu menyelesaikan dua persyaratan lagi.
“Jadi persyaratan yang 16 itu, kita sisa 2. Nepio [Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir] sama Go Nuklir. Pemerintah kan harus menyatakan Go Nuklir apakah ada Perpres atau apa nanti karena ini belum sama Nepio lagi kita bahas,” kata Dadan di Kantor Dirjen Migas dikutip, Minggu (16/6/2024).
Dadan menyebut, sampai dengan saat ini, penerimaan masyarakat terhadap pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir sudah melebih angka 50%.
Tercatat, kata Dadan, saat ini penerimaan pengoperasian PLTN sudah di atas 60% dan itu merupakan data yang tercatat 4 tahun yang lalu.
Terkait dengan pengembangan teknologi nuklir, Dadan menuturkan, pemerintah telah berkomunikasi dengan Rusia. Selain Rusia, ESDM juga menjalin komunikasi dengan Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat (AS).
"[Rusia] kan sudah panjang sih, kita juga memang komunikasi tidak hanya dengan Rusia, kita juga komunikasi dengan Jepang, kita juga komunikasi dengan Korea, kita juga komunikasi dengan Amerika, ya dibuka saja semua, nanti pada saatnya kan kita pilih yang terbaik," ujarnya.