Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral Thailand, Bank of Thailand (BOT) mempertahankan suku bunga acuannya di tengah pertumbuhan ekonomi meningkat dan ketika para pembuat kebijakan menunggu kebijakan perdana menteri yang baru.
Mengutip Bloomberg, Bank of Thailand memvoting 6 berbanding 1 untuk mempertahankan tingkat one day repurchase rate tetap stabil di level tertinggi dalam satu dekade, yaitu 2,50% pada pertemuan hari Rabu.
Hal tersebut sesuai dengan perkiraan oleh 23 dari 24 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News.
Keputusan untuk mempertahankan biaya pinjaman pada tingkat tertinggi sejak tahun 2013 terjadi ketika Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra tengah memilih kabinetnya dan merumuskan kebijakan termasuk meninjau pemberian uang tunai sebesar US$14 miliar yang direncanakan oleh pendahulunya, Srettha Thavisin.
BOT telah menolak seruan Srettha untuk menurunkan suku bunga sambil mendesaknya untuk menerapkan program stimulus yang lebih tepat sasaran.
Meskipun negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini tumbuh paling cepat dalam lima kuartal pada periode April-Juni, pertumbuhan ekonomi negara ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangganya.
Baca Juga
Pichai Chunhavajira, yang terus menjabat sebagai menteri keuangan sementara Paetongtarn menyelesaikan timnya, menggambarkan perekonomian senilai US$500 miliar Thailand berada di ambang krisis.
Adapun, Bank of Thailand telah mempertahankan suku bunga tetap stabil sejak kuartal keempat 2023 meskipun inflasi tetap berada di bawah target BOT sebesar 1%—3%.
Sejumlah ekonom, termasuk dari Standard Chartered Plc, Capital Economics Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp., mengantisipasi nada dovish dari para pembuat kebijakan Thailand pada hari Rabu, yang membuka jalan bagi pengaturan yang lebih longgar pada kuartal keempat.
Karena Federal Reserve diperkirakan akan melakukan pelonggaran pada awal bulan depan, mata uang negara-negara berkembang termasuk baht telah terapresiasi, sehingga semakin mengurangi tekanan harga impor dan memberikan lebih banyak kelonggaran bagi para pembuat kebijakan untuk mendukung perekonomian.