Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Modal Asing Tetap Masuk RI meski Ada Gejolak Pasar Keuangan

Investor asing tetap menaruh kepercayaan tinggi terhadap Indonesia, tercermin dari capital inflow senilai Rp5,25 triliun hingga pekan pertama Agustus 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajaran wakil menteri keuangan dan para eselon I Kementerian Keuangan berbincang sebelum konferensi pers APBN KiTa, Selasa (13/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajaran wakil menteri keuangan dan para eselon I Kementerian Keuangan berbincang sebelum konferensi pers APBN KiTa, Selasa (13/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan aliran modal asing tetap masuk ke pasar keuangan Indonesia atau terjadi capital inflow senilai Rp5,25 triliun, meskipun pada pekan lalu terjadi gejolak di pasar keuangan.

"Despite volatilitas dan ontrang-ontrang minggu lalu, kita justru meng-attract inflow untuk month-to-date [per 9 Agustus 2024] SBN Rp4,17 triliun. Itu inflow masuk untuk membeli SBN [surat berharga negara]," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (13/8/2024).

Selain itu, aliran modal melalui saham masuk senilai Rp1 triliun sehingga total inflow yang masuk senilai Rp5,25 triliun.

Meski demikian, Sri Mulyani masih mewaspadai aliran modal secara umum. Pasalnya secara year-to-date (YtD), pasar SBN masih mencatatkan outflow senilai Rp24,82 triliun.

Sementara pada periode yang sama sepanjang tahun hingga 9 Agustus 2024, pasar saham mencatatkan capital inflow senilai Rp2,17 triliun.

"Dalam situasi yang volatile, market bisa men-discriminate pondasi yang bagus cerita yang konsisten bagus, dan fiskal yang punya reliability yang bertahun-tahun kita jaga, ini pengaruh positif yang harus kita jaga,” jelasnya.

Sementara itu, rupiah terus menunjukkan penguatan meski secara tahun berjalan menunjukkan pelemahan sebesar 3,48%. Hal ini sejalan dengan kinerja nilai tukar mata uang di negara berkembang lainnya. Ke depan, Sri Mulyani melihat tren indeks dolar masih akan terus menguat.

Di sisi lain, ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate. Selain itu, UST masih akan cenderung menekan karena defisit yang besar.

Oleh karena itu, kata Bendahara Negara, AS masih akan menerbitkan UST yang banyak dan menyebabkan harga jatuh serta imbal hasil atau yield yang naik.

Untuk itu, pihaknya akan terus mewaspadai hal ini karena berimbas pada APBN yang per Juli 2024 telah mencatatkan defisit senilai Rp93,4 triliun.

"Ini yang harus kita waspadai dari pergerakan pasar, baik pengaruh global. Oleh karena itu, kita di dalam negeri untuk bond kita SBN kita harus hati hati," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper