Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia mencapai Rp217,3 triliun pada kuartal II/2024.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa kinerja investasi tersebut mencatatkan tren yang sangat positif, terutama di tengah kondisi ketidakpastian global yang masih sangat tinggi.
“Bahkan 95 negara sudah jadi pasien IMF dan di balik ketidakpastian ekonomi global itu kita tetap bersyukur global masih mempercayai negara kita sebagai salah satu tujuan investasi. PMA masih tumbuh 16,6% [secara tahunan],” katanya dalam konferensi pers, Senin (29/7/2024).
Bahlil merincikan, berdasarkan sektornya, realisasi PMA terbesar tercatat pada sektor industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya, yaitu mencapai US$4,4 miliar.
Realisasi PMA terbesar selanjutnya adalah pada sektor jasa lainnya sebesar US$1,0 miliar, diikuti sektor pertambangan US$0,9 miliar, sektor listrik, gas, dan air US$0,9 miliar, serta industri kimia dan farmasi US$0,8 miliar.
Lebih lanjut, berdasarkan wilayah, realisasi PMA terbesar tercatat di Jawa Barat yang mencapai US$2,5 miliar, diikuti Sulawesi Tengah US$2,1 miliar, dan DKI Jakarta US$1,8 miliar.
Baca Juga
Selain itu, Bahlil mengatakan realisasi PMA yang tinggi juga tercatat di Maluku Utara sebesar US$1,7 miliar dan Banten US$1,3 miliar.
Bahlil menambahkan, berdasarkan negaranya, realisasi PMA terbesar adalah dari Singapura sebesar US$4,6 miliar dan dari China US$2 miliar.
Negara dengan realisasi PMA terbesar selanjutnya adalah Hong Kong sebesar US$1,9 miliar, diikuti Korea Selatan US$1,3 miliar, dan Amerika Serikat US$0,9 miliar.
Adapun, secara total, Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi pada kuartal II/2024 mencapai Rp428,4 triliun, tumbuh sebesar 22,5% secara tahunan.