Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitigasi Pensiun Dini PLTU, PLN Siapkan Ekosistem EBT

PLN menekankan perlunya menciptakan ekosistem energi baru terbarukan (EBT) di tengah rencana pensiun dini sejumlah PLTU di Pulau Jawa.
Executive Vice President Manajemen Risiko Strategis, Regulasi dan Kebijakan PT PLN (Persero) Heryawan memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Executive Vice President Manajemen Risiko Strategis, Regulasi dan Kebijakan PT PLN (Persero) Heryawan memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tengah berpikir untuk menciptakan ekosistem energi baru terbarukan (EBT) di tengah rencana pensiun dini sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa. 

Executive Vice President Manajemen Risiko Strategis, Regulasi dan Kebijakan PLN Heryawan mengatakan, perseroannya tengah mengkaji upaya mitigasi apabila sejumlah PLTU di sistem Jawa mesti dipadamkan lebih cepat dari masa kontrak. 

Heryawan mencontohkan, salah satu proyek pensiun dini PLTU yang bakal menjadi program percontohan adalah PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat pada Desember 2035 mendatang. 

“Tentunya tidak mudah menyiapkan penggantinya, harus disiapkan juga ekosistemnya dari sisi transmisi, distribusinya, grid-nya [jaringan listrik] harus dibangun itu juga khusus, bagaimana bisa menjadi listrik hijau,” kata Heryawan dalam acara Bisnis Indonesia Midyear Challenges (BIMC) 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). 

Heryawan mengatakan, pusat beban kelistrikan mendatang bakal tetap terjadi di Pulau Jawa seiring dengan upaya untuk mengurangi pasokan setrum dari batu bara. Sementara itu, sumber-sumber listrik energi bersih bakal ditarik dengan transmisi raksasa dari Sumatra dan Kalimantan. 

Roadmap-nya sedang berproses untuk draf nolnya sudah disampaikan ke kementerian terkait dengan RUPTL [rencana usaha penyediaan tenaga listrik] dan perubahan-perubahan tadi yang arahnya ke energi terbarukan,” kata dia. 

Di sisi lain, PLN enderung memilih skenario moderat, yakni lewat pengurangan capacity factor (CF) PLTU batu bara atau coal phase down ketimbang pensiun dini pembangkit untuk mengejar target nol emisi karbon. 

Skema itu dijabarkan PLN lewat skenario Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down (ACCEL RE Coal Phase Down), dengan proyeksi tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) mencapai 62 GW atau 75% dari kapasitas terpasang pembangkit sampai dengan 2040 mendatang.   

Sementara itu, pembangkit gas bakal mengambil bagian 25% dari kapasitas pembangkit nasional dalam revisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) hingga 2040 nanti. 

Seperti diketahui, ADB bersama PT Cirebon Electric Power (CEP) dan Indonesia Investment Authority (INA) sepakat untuk melakukan pensiun dini terhadap PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat pada Desember 2035.   

"Saat ini, kami sedang dalam tahap finalisasi paket pensiun dini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 660 megawatt yang akan menjadi proyek percontohan kami," kata Menkeu Sri Mulyani dalam Business Session Dewan Gubernur Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024). 

PLTU Cirebon dengan kapasitas 660 MW tersebut akan pensiun 7 tahun lebih awal daripada yang seharusnya, yaitu Juli 2042. Sementara untuk transaksi ditargetkan akan diselesaikan pada paruh pertama 2024.   

Hal ini berdasarkan hasil diskusi dengan pemilik pembangkit listrik tersebut dan pemerintah Indonesia di bawah program Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism/ETM) dari ADB. 

ETM merupakan pembiayaan campuran untuk mengakselerasi transisi dari energi fosil ke energi bersih oleh ADB bersama dengan pemerintah, investor swasta, filantropis, dan investor jangka panjang.   

Struktur akhir transaksi juga akan menentukan ukuran pembiayaan, tetapi diperkirakan sekitar US$250 juta-US$300 juta.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper