Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Tiket Pesawat ke Singapura Bakal Makin Mahal Mulai 2026, Ada Apa?

Harga tiket pesawat ke Singapura diperkirakan akan makin mahal mulai Januari 2026. Ini penyebabnya
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga tiket pesawat untuk penerbangan ke Singapura diperkirakan akan makin mahal seiring diterapkannya kewajiban penggunaan bioavtur oleh pemerintah Negeri Singa itu.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa seluruh pesawat yang terbang dari Singapura diwajibkan untuk memakai bioavtur sebagai bahan bakarnya per 1 Januari 2026.

Nantinya, kata Eniya, biaya penggunaan bioavtur ini bakal dibebankan kepada penumpang sehingga harga tiket pesawat akan naik.

“Tiketnya [ke Singapura] akan lebih mahal, karena apa? Pesawat kita datang ke [Bandara] Changi, tiket pulangnya akan jauh lebih mahal karena sudah mewajibkan 1% bioavtur, dan harga bioavtur dibebankan ke tiket penumpang,” kata Eniya dalam Green Economy Expo di JCC Senayan, Kamis (4/7/2024).

Namun demikian, Eniya melihat langkah Singapura yang mewajibkan penggunaan bioavtur sebagai potensi bisnis. Untuk itu, menurutnya, perlu adanya persiapan dan langkah selanjutnya untuk mengikuti langkah Singapura.

“Jadi sekarang sudah global, situasinya itu saling berkaitan, ini pertamanya juga sudah mempersiapkan, karena kita ingin dorong dari palm based bioavtur juga,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eniya menuturkan, peta jalan pemakaian bioavtur di Indonesia saat ini sudah berada di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investas (Kemenkomarves). 

“Dan kita sedang memberi masukan, jadi sekarang sedang konsensus juga di berbagai Kementerian untuk memberikan masukan tentang bioavtur,” ucap Eniya.

Adapun, pengembangan bioavtur di dalam negeri tengah dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). Green Refinery Kilang Cilacap telah memproduksi Bioavtur-SAF dengan kandungan bahan nabati 2,4%. Produksi bioavtur ini dilakukan melalui metode co-processing dan memiliki kapasitas 9.000 barel per hari.

Pada Oktober 2023, produk avtur dengan kandungan minyak inti sawit atau refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO) sebesar 2,4% tersebut telah sukses dilakukan uji terbang komersial pada pesawat Boeing 737-800 NG milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper