Bisnis.com, JAKARATA – Mantan Menteri Pendayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 1998 atau era Presiden RI Soehato, Tanri Abeng, meninggal dunia pada dini hari tadi, Minggu (23/6/2024), pukul 02.39 WIB. Berikut profil dan rekam jejak karir Tanri Abeng.
Tanri Abeng berpulang pada usia 82 tahun tersebut merupakan sosok yang menjabat sebagai menteri di masa-masa terakhir kepemipinan Presiden Soeharto sebelum lengser.
Melansir data milik Perpustakaan Nasional, Tanri Abeng menduduki posisi Menteri Pendayagunaan BUMN dalam Kabinet Pembangunan VII masa kerja 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998.
Usai Soeharto lengser, B.J Habibie kembali menujuk Tanri Abeng untuk menduduki posisi yang sama hingga masa Kabinet Reformasi berakhir pada Oktober 1999.
Profil dan Rekam Jejak Tanri Abeng
Pria kelahiran Selayar, Sulawesi Selatan, pada 7 maret 1942 tersebut dipercaya menjabat karena memiliki jejak karir yang tidak diragukan.
Baca Juga
Tanri memulai bekerja paruh waktu sebagai guru bahasa Inggris semasa kuliah di Universitas Hasanudin.
Kemudian, Tanri memperoleh beasiswa untuk mengambil Master of Business Administration dari State University, New York, AS. Setelah lulus MBA, dia bergabung dengan Union Carbide.
Dimulai dari management trainee di Amerika Serikat, dia sudah menjabat sebagai direktur keuangan dan Corporate Secretary di perusahaan multinasional tersebut ketika berusia 29 tahun.
Setelah mengundurkan diri dari Union Carbide, Tanri memilih bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang Multi Bintang Indonesia).
Pada 1979, Tanri resmi pindah menjadi CEO (Chief Executive Officer) di Multi Bintang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, namanya berganti dari PBI (Perusahaan Bir Indonesia) menjadi PT MBI (Multi Bintang Indonesia).
Berlanjut pada 1991, dirinya menjadi CEO di Bakrie Brothers. Di Bakrie ini, Tanri mencoba melakukan restrukturisasi, profitisasi, dan pada akhirnya bisa menjadi perusahaan publik.
Dalam kurun waktu satu tahun, Tanri berhasil meningkatkan keuntungan kelompok usaha Bakrie hingga 30%.
Selain menjadi CEO, ia juga memegang banyak posisi senior non eksekutif di banyak organisasi kepemerintahan dan LSM, seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, Dana Mitra Lingkungan, Asosiasi Indonesia Imggris, Institut Asia-Australia, Yayasan Mitra Mandiri, dan sebagainya.
Tak heran, Soeharto dan B.J. Habibie memberikan kepercayaan untuk melakukan restrukturisasi dan privatisasi BUMN di tangan Tanri Abeng.
Kala itu, ketika pemerintah berniat melakukan pendayagunaan (restrukturisasi dan privatisasi BUMN), Tanri menjadi orang yang dinilai paling kompeten.
Tanri diangkat menjabat Menteri Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir pemerintahan Soeharto (1998). Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, dia tetap dipercaya di posisi jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi (25 Mei s/d 13 Oktober 1999).
Melansir dari Instagram resmi @biofarmaid, Tanri Abeng juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bio Farma periode 2021-2024.
Setelah Tanri tidak menjabat menteri, dia lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen, serta mendedikasikan dirinya di Tanri Abeng University.