Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan 13 Negara Indo-Pasifik Bakal Teken Pakta Ekonomi

Amerika Serikat (AS) dan 13 negara mitra di Asia dan Pasifik akan menandatangani perjanjian atau pakta ekonomi.
Presiden AS Joe Biden berbicara di Indian Treaty Room, Gedung Putih pada Senin (27/11/2023). - Bloomberg/EPA/Michael Reynolds
Presiden AS Joe Biden berbicara di Indian Treaty Room, Gedung Putih pada Senin (27/11/2023). - Bloomberg/EPA/Michael Reynolds

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan 13 negara mitra di Asia dan Pasifik akan menandatangani dua bagian lagi dari pakta ekonomi.

Hal itu yang menjadi kunci bagi Negeri Paman Sam untuk membangun pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik.

Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menuturkan bahwa negosiasi pada pilar ekonomi bersih dan adil dari Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) telah diselesaikan pada 2023. Perjanjian ini akan ditandatangani pada Kamis (6/6/2024).

Adapun, hal tersebut diungkapkan Wong menjelang pertemuan tingkat menteri, yang diperkirakan akan membahas mengenai perjanjian tersebut yang juga akan dihadiri oleh Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.

Pakta ini mencakup empat pilar, termasuk ekonomi bersih yang berfokus pada transisi ke energi terbarukan dan memerangi perubahan iklim, serta ekonomi adil yang terkait dengan perpajakan dan masalah korupsi.

Sebelumnya telah disepakati pilar rantai pasokan yang bertujuan untuk menghindari hambatan seperti yang terjadi selama pandemi Covid-19.

Namun, kesepakatan pada pilar perdagangan terakhir gagal terwujud, lantaran adanya isu-isu rumit seperti aturan perdagangan digital dan tenaga kerja.

Wong mencatat bahwa beberapa negara telah menunda rencana pengurangan emisi mereka, sambil memperingatkan bahwa negara-negara tidak boleh mengabaikan tenggat waktu untuk mencapai net zero di kala krisis iklim yang meningkat.

Adapun, Raimondo mengumumkan pada forum yang sama bahwa koalisi yang termasuk mitra iklim sekutu, BlackRock, GIC, Rockefeller Foundation, dan Temasek berkomitmen untuk berinvestasi lebih dari US$25 miliar modal atau sekitar Rp407 triliun yang dapat digunakan untuk infrastruktur pasar berkembang di Indo-Pasifik.

IPEF juga merupakan bagian dari upaya Negeri Paman Sam untuk melawan pengaruhi China yang mengakat di Asia. 

Diketahui bahwa  Negara-negara peserta lainnya termasuk Jepang, India dan Korea Selatan, termasuk dalam 10 negara dengan perekonomian nasional terbesar di dunia.

14 negara tersebut mewakili output ekonomi sekitar US$38 triliun, atau sekitar Rp619.078 triliun.

“Selama beberapa dekade, kehadiran Amerika di Asia telah membawa perdamaian dan kemakmuran serta menciptakan lingkungan yang stabil bagi negara-negara seperti Singapura untuk berkembang,” terang Wong, seperti dikutip dari Bloomberg pada Kamis (6/6/2024). 

Hal tersebut kemudian menjadi penyebab Singapura mendukung AS sejak lama, untuk secara aktif terlibat di dalam kawasan ini. 

Sebelumnya, Lawrence juga mengatakan bahwa blok 10 negara di Asia Tenggara ingin memperdalam hubungan dengan AS untuk memanfaatkan perdamaian dan kemakmuran yang dihasilkan oleh kehadiran Amerika di kawasan tersebut.

Mengutip White House, dalam panggilan pers mengenai peluncuran IPEF pada Mei 2022, diketahui bahwa negara mitra awal meliputi Amerika Serikat, Australia, Brunei, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 

Kemudian, mengutip ReutersFiji menjadi negara ke-14 yang bergabung dalam IPEF. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper