Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Amaran Sulaiman menjajaki kerja sama teknologi pertanian dengan lembaga riset padi terbesar di Negeri Tirai Bambu yaitu China National Rice Research Institute (CNRRI) untuk meningkatkan produksi beras nasional.
Adapun kerja sama tersebut mencakup peningkatan kualitas benih padi yang adaptif terhadap kondisi kekeringan. Selain itu, Amran mengatakan, kerja sama yang didorong dengan CNRRI adalah teknologi pertanian modern berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligent) dan alat mesin Pertanian modern seperti mesin pembibitan otomatis, transplanter, drone, combine harvester, dan RMU (rice milling unit).
Amran menjelaskan, tujuan kerja sama dengan China tersebut yaitu utamanya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi di Indonesia, peningkatan indeks pertanaman (IP) dengan perbaikan pola tanam, serta efisiensi biaya produksi padi hingga 40-60% melalui teknologi.
Dia mengaku optimistis bahwa kerja sama pertanian antara Indonesia dengan China bakal meningkatkan inovasi dan kerja sama petani. Di sisi lain, Amran menyebut kerja sama itu juga berpeluang memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara yang dipimpin oleh Xi Jinping tersebut.
"Kerja sama ini tidak hanya untuk menjamin kecukupan pangan di kedua negara, tapi juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan pangan global," ujar Amran dalam keterangan resmi, Rabu (22/5/2024).
Adapun menurut Kementan, CNRRI telah dikenal sebagai pusat risiet yang menjadi kunci dalam pertanian padi secara global. Lembaga tersebut disebut telah menghasilkan berbagai varietas padi yang resisten hama dan cekaman lingkungan.
Pertimbangan lainnya yang membuat Kementan memilih CNRRI sebagai pihak yang dikerja samakan yaitu, berhasilnya lembaga riset itu menghasilkan varietas padi hibrida dengan produktivitas rata-rata 9,7 ton per hektare.
"Diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung Pertanian yang berkelanjutan di masa depan," ucapnya.