Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani memperingati pemerintah ihwal risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Puan takut pelemahan itu akan berdampak luas ke perekonomian Indonesia.
Peringatan itu Puan sampaikan ketika memberikan pidato dalam rapat paripurna DPR ke-15 penutupan masa persidangan IV tahun sidang 2023-2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (4/4/2024).
Elite PDI Perjuangan (PDIP) ini mengaku parlemen memberikan perhatian yang besar atas kondisi ekonomi belakangan. Apalagi, menurutnya, dampak langsung dari pelemahan nilai rupiah bagi masalah yaitu kenaikan harga barang kebutuhan pokok, daya beli yang menurun, hingga menurunnya kesejahteraan.
"DPR mendorong pemerintah untuk dapat menjaga stabilitas ekonomi dengan menjaga inflansi tetap rendah, memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada faktor-faktor domestik, melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan, serta pemerintah harus mempercepat reformasi struktural yang dapat memperkuat perekonomian nasional," ujar Puan.
Tak hanya itu, dia meminta pemerintah harus bisa memastikan kebutuhan pokok yang terjangkau dalam jangka pendek. Dengan demikian, daya beli masyarakat yang tetap kuat.
"Sehingga rakyat Indonesia dalam merayakan Lebaran dapat merayakannya dengan penuh kegembiraan," jelasnya
Baca Juga
Puan mengatakan DPR telah mencecar pemerintah terkait berbagai permasalahan ekonomi yang belakangan muncul. Setidaknya, DPR telah beri tiga masukan.
Pertama, agar pemerintah memastikan ketersediaan distribusi pangan tetap terjaga selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriyah.
Kedua, Mitigasi resiko terhadap kenaikan dan kelangkaan harga bahan pangan. Ketiga, pengamanan stok BBM selama Ramadan dan menjelang mudik Lebaran 2024.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah senilai Rp15.931 per dolar AS pada Kamis (4/4/2024). Nilai tukar rupiah yang dekati Rp16.000 itu merupakan level terendah dalam 4 tahun terakhir atau sejak April 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
