Bisnis.com, JAKARTA — Shell menegaskan tetap melanjutkan bisnis hilir minyak dan gas (migas) di Indonesia setelah pengumuman kantor pusat mereka yang bakal menutup sekitar 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di beberapa negara sepanjang 2024-2025.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea mengatakan perseroan bakal tetap memproduksi dan memasarkan pelumas serta BBM untuk pasar Indonesia. Selain itu, Shell Indonesia juga tengah mendorong bahan bakar rendah karbon.
“Shell tetap aktif menjalankan bisnis hilir minyak dan gas di Indonesia, termasuk memproduksi dan memasarkan pelumas, penjualan BBM, dan produksi bahan bakar rendah karbon,” kata Susi saat dikonfirmasi, Rabu (27/3/2024).
Indonesia merupakan pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas Shell. Di sektor pelumas, pada Maret 2024, Shell memulai pembangunan Pabrik Manufaktur Gemuk atau Grease Manufacturing Plant di Marunda dengan total kapasitas 120 kiloton per tahun.
Pada November 2022, Shell menggandakan kapasitas pabrik pelumas Shell di Marunda (Lubricants Oil Blending Plant) menjadi 300 juta liter per tahun.
“Di tahun 2023, kami memperkenalkan produk cairan pendingin imersi [immersion cooling fluids] untuk mendukung industri pusat data di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan,” kata Susi.
Baca Juga
Selain itu, Shell Lubricants Indonesia memperkenalkan Shell Mysella S 7N Ultra, produk pelumas mesin gas stasioner untuk meningkatkan kinerja industri tenaga listrik di Indonesia.
“Ini adalah bagian dari solusi pelumas terintegrasi yang kami hadirkan kepada para pelanggan kami, yang juga menunjukkan kepercayaan Shell terhadap Indonesia serta komitmen kami untuk mengembangkan bisnis pelumas dan untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia,” kata dia.
Pada sisi bisnis SPBU, pada Januari 2024, Shell memperkenalkan layanan terintegrasi di SPBU Shell Soepomo melalui Shell Café serta fasilitas lainnya untuk meningkatkan kenyamanan para pelanggan.
Selain itu, Shell juga menghadirkan bahan bakar performa terbaik Shell V-Power di Indonesia pada Juni 2023 dengan teknologi terbaru yang membersihkan 100% endapan yang menghambat performa mesin.
Seperti diberitakan sebelumnya, kantor pusat Shell berencana menutup sekitar 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di beberapa negara hingga 2025 sebagai bagian dari strategi transisi energi perusahaan.
Sebagai gantinya, Shell bakal berinvestasi lebih masif pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sampai 2030 mendatang.
“Kami berencana untuk mendivestasikan sekitar 500 SPBU termasuk dari usaha patungan setiap tahunnya antara 2024 sampai 2025,” kata Shell dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024, dikutip Jumat (22/3/2024).
Sebagai informasi, Shell saat ini mengoperasikan lebih dari 46.000 lokasi ritel di seluruh dunia yang sebagian besarnya adalah pompa bensin. Namun, Shell berencana untuk menutup 1.000 SPBU di antaranya, atau kurang dari 3% dari total keseluruhan.
Meskipun jumlahnya relatif kecil, perusahaan yang berbasis di London mengatakan bahwa langkah sebagai perubahan fokus perusahaan yang ingin membantu memenuhi peningkatan permintaan stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum.
Perusahaan tidak merinci di mana lokasi pom bensin yang akan ditutup itu berada. Namun, mereka memberikan beberapa perincian tentang penambahan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Shell berencana menambah operasi SPKLU di seluruh dunia mencapai 200.000 unit sampai dengan 2030. Saat ini, Shell telah mengoperasikan 54.000 SPKLU di sejumlah negara.
Shell menyatakan pihaknya lebih condong berinvestasi pada SPKLU ketimbang layanan home charging.
“Kami punya keuntungan kompetitif dalam hal lokasi, bagaimana jejaring stasiun layanan kami salah satu yang terbesar di dunia,” tulis Shell.