Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan mencatat realisasi anggaran untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024 telah mencapai Rp23,1 triliun hingga 29 Februari 2024.
Dalam pemilihan yang diselenggarakan pada 14 februari 2024 lalu itu, Komisi Pemilihan Umum telah menyampaikan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabumi Raka terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004-2029. Sementara itu, PDI Perjuangan (PDIP) tercatat sebagai partai politik dengan suara terbanyak.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi tersebut telah mencapai 60,3% dari pagu tahun ini yang sebesar Rp38,3 triliun.
“Karena memang Pemilu 14 Februari kemarin belanjanya memuncak pada Januari, Februari, sampai dengan pemilihan suara. Oleh karena itu, memang front loading terjadi 60,3% atau dari pagu Rp38,3 triliun,” katanya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (25/3/2024).
Sri Mulyani menjelaskan dari realisasi belanja Pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menjadi penyerap terbesar dengan total Rp21,2 triliun.
Sellin itu, terealisasi juga belanja melalui 14 Kementerian dan lembaga (K/L) lain, yaitu sebesar Rp1,9 triliun.
Baca Juga
“Untuk K/L lain termasuk untuk Polri, pengamanan, pemenuhan almatsus, pelaksanaan berbagai tahapan seperti keterbukaan informasi, penanganan pengaduan dan berbagai kelengkapan untuk penyelenggaraan pemilu dari berbagai kementerian itu Rp1,9 triliun,” jelasnya.
Untuk diketahui, secara total, pemerintah mengalokasikan anggaran Pemilu sebesar Rp71,3 triliun untuk periode 2022 hingga 2024. Realisasi anggaran pada 2022 dan 2023 masing-masing tercatat sebesar Rp3,1 triliun dan Rp29,9 triliun.