Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS), melalui Badan Perdagangan dan Pembangunan atau United States Trade and Development Agency (USTDA), memberikan dana hibah sekitar US$2 juta atau Rp31,2 miliar untuk studi kelayakan dalam mengembangkan interkoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Malaysia.
Pihak USTDA dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) kemudian menandatangani perjanjian hibah tersebut pada Rabu (6/7/2024) dengan tujuan untuk memajukan sektor ketenagalistrikan bagi Asean.
“[proyek Interkonektivitas antara Indonesia dan Malaysia] akan segera diformalisasikan dan biaya [hibah] sekitar US$2 juta,” terang Direktur USTDA Enoh T. Ebong dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis (7/3/2024).
Sebelumnya, Ebong menuturkan bahwa Jalur interkoneksi tersebut akan menghubungkan Sumatera, Indonesia ke Semenanjung Malaysia (Sumatra Interconnection), dan jalur lainnya akan menghubungkan Kalimantan, Indonesia ke Sabah, Malaysia (Kalimantan Interconnection).
Nantinya, jalur transmisi tersebut dinilai dapat meningkatkan ketahanan energi masing-masing negara, sekaligus mendukung integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.
Dia menuturkan proyek ini juga akan memfasilitasi pembagian sumber daya yang efisien, memenuhi permintaan energi yang terus meningkat, meningkatkan keamanan energi, menerapkan kebijakan tujuan energi bersih dan perlindungan iklim antara Indonesia dan Malaysia.
Studi kelayakan diperkirakan akan selesai dalam sembilan bulan hingga 12 bulan. Jika studi selesai dilakukan, maka implementasi akan dilakukan.
Dikatakan bahwa USTDA juga hadir di tanah air menimbang Indonesia dan Malaysia yang dinilai memiliki ekonomi yang dinamis dan berkembang pesat.
“Mungkin tidak ada investasi yang lebih penting bagi upaya ini selain energi bersih yang dapat diandalkan. Inilah sebabnya mengapa USTDA sangat senang dapat bermitra kembali dengan PLN,” imbuhnya.
Menanggapi kerjasama ini, Presiden Direktur PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya memastikan pasokan energi hijau yang aman, kuat, dan berkelanjutan bagi kawasan Asean.
“Hal ini akan meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi, juga akan memperkuat ikatan antara negara-negara Asean menjadi satu kesatuan, dengan satu tujuan untuk memberikan kemakmuran bagi Asia Tenggara,” terangnya pada Rabu (6/3).
PLN kemudian memilih firma penasihat Delphos International, yakni yang berbasis di Washington DC, dan berkoordinasi dengan Tenaga Nasional Berhad dan Sabah Electricity Sdn Bhd, perusahaan listrik Malaysia.
Pusat energi Asean nantinya akan mendukung proyek ini dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan di bidang tersebut.