Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Lepas 5 Truk Pertama Amonium Nitrat Produksi PT KAN di Kaltim

PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) merupakan patungan BUMN, yakni PT Pupuk Kaltim (anak usaha PT Pupuk Indonesia) dan PT Dahana Investama Corp.
PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) merupakan patungan BUMN, yakni PT Pupuk Kaltim (anak usaha PT Pupuk Indonesia) dan PT Dahana Investama Corp./Bisnis- Afiffah Rahmah N
PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) merupakan patungan BUMN, yakni PT Pupuk Kaltim (anak usaha PT Pupuk Indonesia) dan PT Dahana Investama Corp./Bisnis- Afiffah Rahmah N

Bisnis.com, BONTANG- Pabrik amonium nitrat pertama milik BUMN, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) mulai mengirimkan lima truk bahan peledak ke sejumlah perusahaan tambang di Kalimantan Timur. 

Hal ini dilakukan ketika pabrik tersebut diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo hari ini, Kamis (29/2/2024) di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. 

Pabrik yang dibangun perusahaan patungan PT Pupuk Kaltim (anak usaha PT Pupuk Indonesia) dan PT Dahana Investama Corp. (anak usaha PT Dahana) itu memiliki kapasitas produksi 75.000 metrik ton per tahun dengan investasi Rp1,2 triliun. 

Adapun, amonium nitrat adalah bahan baku utama yang dibutuhkan dalam produksi bahan peledak terutama untuk sektor komersial, seperti pertambangan, migas, konstruksi dan kuari. 

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan amonium nitrat akan dipasok oleh PT Pupuk Kaltim, sementara suplai bahan peledak akan dilakukan oleh PT Dahana kepada beberapa pelanggannya. 

"Pengiriman pertama akan ke customer-nya tambang yang ada di Kalimantan Timur, yang tadi ada 5 truk. Mungkin bisa 15 [ton] kali 5, itu mungkin nanti dicek ya," kata Rahmad kepada wartawan, Kamis (29/2/2024). 

Selain untuk bahan peledak, dia menjelaskan bahwa amonium nitrat juga dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK berbasis nitrat. Namun, produksi jenis pupuk tersebut belum dapat dilakukan lantaran fasilitas manufaktur yang masih dalam proses pembangunan. 

Di sisi lain, pabrik KAN disebut memiliki keamanan tinggi mengingat kandungan bahan yang rentan meledak. Standar operasional pabrik telah berlisensi Sedin-Hailifeng yang berteknologi tinggi dan sumber daya manusia yang terlatih.

Dengan kapasitas produksi saat ini, PT KAN dapat mengurangi impor kebutuhan amonium nitrat sebesar 8% dari sebelumnya 21%. Adapun, estimasi penghematan devisa negara mencapai US$49,1 juta per tahun dengan asumsi harga US$700 per ton. 

Direktur Utama PT Dahana Wildan Widarman, mengatakan pihaknya akan segera mengirimkan pesanan amonium nitrat untuk peledak sektor pertambangan batu bara di Kalimantan Timur. 

Namun, dia tidak dapat memberikan detail volume yang dikirim dan lokasi pengiriman lantaran regulasi perizinan yang cukup rigid untuk bahan peledak. 

"Pangsa pasar kami untuk meng-cover sektor pertambangan umum seperti batu bara dan emas. Kalau di konstruksi kita untuk terowongan, jalan tol dan lain-lain. Jadi banyak sebenarnya, tapi memang yang paling banyak konsumsi amonia ini untuk sektor pertambangan umum," ujarnya. 

Untuk saat ini, PT Dahana akan fokus menyuplai amonium nitrat di perusahaan tambang Kalimantan Timur. Meskipun, ke depannya akan ada potensi untuk memperluas pasar ke Jawa hingga Sumatra karena jalur distribusi yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper