Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Konsumen atau inflasi Amerika Serikat (AS) telah meningkat pada Januari 2024 di tengah lonjakan biaya sewa perumahan. Namun, perkiraan pemangkasan suku bunga The Fed tetap diperkirakan akan dilakukan pada semester I/2024.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/2/2024) melaporkan bahwa inflasi Januari 2024 meningkat sebesar 3,1% (year-on-year/yoy) setelah sebelumnya meningkat sebesar 3,4% pada Desember 2023.
Kemudian, secara bulanan, inflasi pada Januari 2024 meningkat sebesar 0,3% (month-to-month/mtm) yang sebelumnya telah meningkat 0,2% pada Desember 2023.
Inflasi pada bulan lalu merupakan yang terbesar dalam empat bulan, dengan latar belakang adanya kekuatan pada pasar tenaga kerja dan ketahanan ekonomi.
Adapun, tempat tinggal yang termasuk biaya sewa, juga menyumbang lebih dari dua pertiga kenaikan inflasi. Harga pangan kemudian juga meningkat 0,4% yakni terbesar dalam setahun karena badai musim dingin.
Inflasi bahan pangan juga meningkat 0,4%, mencatatkan kenaikan terbesar sejak Januari 2023 yang didorong oleh harga gula dan permen yang lebih mahal, serta lemak dan minyak, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Baca Juga
Namun, bulan Januari biasanya menjadi bulan yang kuat untuk pembacaan inflasi, karena dunia usaha mendorong kenaikan harga pada awal tahun, yang menurut beberapa ekonom tidak sepenuhnya diatasi oleh model yang digunakan oleh pemerintah untuk menghilangkan fluktuasi musiman dari data.
Kemudian, para ekonom juga menunjukan bahwa tidak semua pendorong inflasi pada Januari 2024 akan dimasukan dalam perhitungan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang juga menjadi ukuran bank sentral AS (The Fed) untuk mengukur kemajuan dalam mencapai target 2%.
Inflasi juga terlihat melambat, namun diperkirakan tidak terlalu cepat untuk mendorong para pembuat kebijakan The Fed untuk memulai memangkas suku bunga.
Kepala strategi global di Principal Asset Management, Seema Shah, mengatakan bahwa penting untuk tidak bereaksi berlebihan dan langsung berasumsi kebangkitan inflasi sedang terjadi.
"Inflasi sebagian didorong oleh segmen-segmen yang kurang penting bagi ukuran IHK inti yang disukai The Fed, sementara indikator-indikator ke depan menunjukkan bahwa hal tersebut akan berkurang dalam beberapa bulan mendatang,” terangnya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/2).
Untuk kedepannya, berdasarkan survei Reuters terhadap para ekonom, mereka memperkirakan inflasi akan meningkat 0,2% pada Januari 2024 dan naik 2,9% secara tahunan. Kenaikan harga konsumen tahunan telah melambat dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022.