Bisnis.com, MATARAM — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan biaya investasi untuk aktivitas eksplorasi mencapai US$320 juta sepanjang 2023.
Angka tersebut naik 23% apabila dibandingkan dengan US$260 juta pada 2022 (year-on-year/yoy). Namun, turun apabila dibandingkan target yang ingin dicapai yakni US$387 juta.
“Tahun 2023 kami merealisasikan investasi 23% di atas tahun 2022. Namun kalau lihat finding cost turun, artinya apa? semakin baik,” kata Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng dalam Media Gathering PHE di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (6/2/2024).
Adapun, finding cost seluruh aktivitas eksplorasi turun 19% apabila dibandingkan dengan 2022 yakni US$0,94 menjadi US$0,76. Artinya, lanjut Muharram, untuk menemukan 1 barel minyak, PHE hanya mengeluarkan US$0,76.
Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan prediksi pada 2023 yakni dengan finding cost US$1,72. Muharram menambahkan aktivitas pengeboran naik sekitar 18% pada 2023 yakni 20. Pada 2022, aktivitas pengeboran PHE mencapai 18.
Sementara untuk realisasi survei seismik 3D yakni 1.512 km atau naik 268% dibandingkan 411 km pada 2022. Dari aktivitas tersebut temuan sumber daya 2C meningkat 41% pada 2023.
Baca Juga
PHE melihat bahwa kebutuhan energi terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan pada 2050, kebutuhan energi diproyeksikan tumbuh 1.000 Million Tonne Of Oil Equivalent (MTOE). Meningkat empat kali lebih dibandingkan pada realisasi 2022 yang mencapai 240 MTOE.
Ada beberapa strategi yang terus dilakukan perseron dalam melakukan eksplorasi. Pertama, melakukan eksplorasi di existing area, di mana PHE melakukan eksplorasi di daerah lama yang sudah pernah dieksplorasi.
"Stragegi kedua, yakni masuk ke daerah potensial, di mana PHE bisa mencari temuan raksasa atau big fish," imbuhnya.