Bisnis.com, JAKARTA - LFP dan Nikel menjadi dua hal yang tengah jadi perbincangan setelah debat Cawapres keempat, Minggu 21 Januari 2024 malam WIB lalu.
Pada debat akhir pekan lalu, Gibran Rakabuming Raka menyebut Timnas Amin melakukan kebohongan publik, terutama soal penggunaan LFP dan Nikel.
Gibran mengatakan bahwa pasangan nomor urut 1 dan tim suksesnya menggaungkan Lithium Ferro Phosphate atau LFP. LFP kerap digaungkan oleh Co-Captain Timnas Amin, Thomas Lembong.
Cak Imin pun menanggapi pertanyaan Gibran, namun jawaban Cak Imin tak memuaskan Gibran.
Wali Kota Solo tersebut lantas menyebut, Cak Imin tak memahami LFP. Dia mengatakan, tim suksesnya melakukan kebohongan publik karena Tesla memakai nikel, bukan LFP.
Setelah perdebatan panjang di panggung, perdebatan serupa juga terjadi di media sosial. Namun, mana yang lebih baik antara baterai LFP dan Nikel?
Baca Juga
Dilansir dari BSL Battery, berikut adalah kelebihan dan kekurangan LFP dan Nikel:
1. Baterai dengan LFP lebih tahan lama
Baterai LFP terkenal dengan daya tahannya. Dengan siklus hidup tipikal yang berkisar antara 2000 hingga 7000 siklus, kinerjanya mengungguli banyak bahan kimia baterai lainnya.
Daya tahan ini merupakan keuntungan yang signifikan bagi sistem energi surya, dimana siklus pengisian-pengosongan sering terjadi.
Sementara itu baterai dengan material Nikel, meskipun menawarkan jumlah siklus yang cukup banyak, mungkin memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan baterai LFP.
Tergantung pada pola penggunaan dan pemeliharaan, baterai NMC biasanya bertahan antara 1000 hingga 4000 siklus. Aspek ini membuatnya lebih cocok untuk aplikasi yang memprioritaskan kepadatan energi dibandingkan daya tahan jangka panjang.
2. Baterai dengan LFP disebut lebih ramah lingkungan
Baterai LFP umumnya dianggap ramah lingkungan karena penggunaan bahan yang tidak beracun dan berlimpah.
Umurnya yang panjang dan kemampuan daur ulangnya semakin berkontribusi terhadap keberlanjutannya. Namun, penting untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari penambangan dan pengolahan besi fosfat, yang dapat menimbulkan dampak ekologis lokal.
Sedangkan baterai Nikel, meskipun padat energi dan efisien, sering kali mengandung kobalt, bahan yang memiliki permasalahan lingkungan dan etika terkait dengan penambangan dan pemrosesannya.
Upaya sedang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kobalt dalam baterai Nikel, yang dapat meningkatkan profil lingkungannya.
3. Biaya pemeliharaan baterai dengan LFP lebih rendah dibandingkan Nikel
Selain memiliki biaya awal yang lebih rendah, total biaya baterai LFP kepemilikannya selama masa pakai sistem energi surya bisa bersaing atau bahkan lebih rendah dibandingkan baterai Nikel karena masa pakainya yang lebih lama dan kebutuhan perawatan yang lebih rendah.
Baterai dengan Nikel disebut memerlukan penggantian dan pemeliharaan yang lebih sering sepanjang masa pakainya, sehingga berdampak pada biaya kepemilikan secara keseluruhan.
Namun, peningkatan kepadatan energinya dapat mengimbangi beberapa biaya ini dalam aplikasi tertentu.