Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika Divestasi Vale Berlarut-larut, Menteri ESDM Ancam Ambil Opsi Lain

Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta transaksi sisa kewajiban divestasi PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) diselesaikan dalam waktu dekat.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta transaksi sisa kewajiban divestasi PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) diselesaikan dalam waktu dekat. 

Arifin menuturkan, pemerintah bakal mengambil opsi lain jika kewajiban divestasi pemegang saham asing INCO berlarut-larut. 

“Kita harapkan deal-nya segera dilaksanakan. Kalau tidak bisa dilaksanakan dalam relatif singkat kita akan berpikir lain,” kata Arifin saat konferensi pers di Jakarta, Senin (15/1/2024). 

Kendati demikian, Arifin enggan memerinci kemungkinan lain yang bakal diambil pemerintah jika transaksi alih saham asing ke holding BUMN tambang, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) itu buntu. 

“Begitu saja sinyalnya,” kata dia. 

Sebelumnya, dalam keterangan resmi INCO, transaksi pelepasan 14% saham ke MIND ID diharapkan selesai pada tahun 2024 dengan tergantung pada kondisi penutupan yang lazim. Pascaselesai, MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar Vale Indonesia dengan 34%. 

Sementara itu, Vale Canada Limited selaku anak usaha Vale Base Metals Limited akan menggenggam sekitar 33,9% saham, sedangkan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sekitar 11,5%. 

Saat ini, Vale Canada Limited sebagai pengendali Vale Indonesia menggenggam 4,35 miliar saham atau setara 43,79%. Kemudian Sumitomo Metal Mining Co., Ltd memiliki 1,49 miliar saham atau setara 15,03%.

Kepemilikan saham MIND ID pun saat ini tercatat sebanyak 1,98 miliar saham atau setara 20%, sedangkan kepemilikan publik mencapai 2,02 miliar saham atau setara 20,38%.

Chief Executive Officer Vale Base Metals Limited dan Presiden Komisaris Vale Deshnee Naidoo mengatakan, perjanjian induk divestasi akhir tahun lalu menjadi langkah signifikan untuk memenuhi kewajiban divestasi di Indonesia. 

Transaksi ini juga turut serta membuka jalan untuk pembaruan izin pertambangan pasca-2025. Selain itu, hal ini juga membuka peluang kelanjutan investasi Vale di Indonesia. 

Saat ini, Vale Indonesia memiliki proyek senilai US$8,6 miliar atau setara Rp133,3 triliun (kurs jisdor Rp15.504) di Bahodopi, Sorowako, dan Pomalaa. Secara global pertumbuhan produksi nikel Vale Base Metals Limited berpotensi meningkat lebih dari 300 kt/tahun dari sekitar 175 kt/tahun saat ini. 

“Perjanjian ini memperkuat komitmen kami untuk memajukan industri nikel Indonesia secara berkelanjutan, berdasarkan sejarah operasi kami selama 55 tahun di negara ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (18/11/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper