Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Ekonom Wanti-wanti Inflasi AS Menjauh dari Target The Fed

Inflasi juga diperkirakan berjalan pada kecepatan mendekati 3% dibandingkan target The Fed sebesar 2%.
Ilustrasi seorang warga berbelanja di supermarket yang mendorong inflasi Amerika Serikat (AS)./ Bloomberg
Ilustrasi seorang warga berbelanja di supermarket yang mendorong inflasi Amerika Serikat (AS)./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Laporan bulanan mengenai indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis diperkirakan menunjukan lemahnya tingkat inflasi Negeri Paman Sam, bahkan menjauhi target Federal Reserve (The Fed). 

Proyeksi tersebut muncul dari Bloomberg Economicsdimana ekonom Anna Wong dan Stuart Paul memproyeksikan IHK inti yang tidak termasuk makanan dan energi naik 0,2% pada Desember 2023. Hal ini dapat mendukung upaya The Fed untuk menurunkan inflasi. 

Menurut mereka, angka-angka pada Desember 2023 seharusnya menambah keyakinan The Fed bahwa disinflasi mengalami kemajuan yang menggembirakan. 

"Diskon hari libur dan disinflasi impor dari China kemungkinan besar mendorong penurunan harga barang-barang inti, sementara harga-harga jasa inti mengalami moderasi,” jelas Wong dan Paul, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (11/1). 

Inflasi inti secara umum telah merosot lebih cepat daripada perkiraan Wall Street dan The Fed dalam beberapa bulan terakhir, yang disebabkan oleh penurunan harga barang inti. Angka tersebut turun setiap bulan dari Juni hingga November tahun lalu, mengikis sebagian dari lonjakan dari 2020 hingga awal 2023.

Para peramal kini memproyeksi ukuran inflasi pilihan The Fed pada akhir 2024 adalah sekitar 2,2%, tepat di atas target bank sentral sebesar 2%. Perkiraan tersebut mengasumsikan lebih banyak deflasi pada barang, sedikit moderasi pada inflasi jasa, dan penurunan laju kenaikan sewa.

Selama enam bulan terakhir, inflasi perumahan telah melambat hingga sedikit di atas 5% pada tingkat tahunan. Walaupun angka tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2,5% pada tahun 2010-2019, namun hal ini mengindikasikan bahwa terdapat lebih banyak ruang untuk kemajuan disinflasi. 

“Indikator pasar yang tersedia, seperti perkiraan Yardi Matrix mengenai harga sewa yang disepakati baru-baru ini, menunjukkan inflasi perumahan akan turun menjadi 3,5% pada akhir tahun 2024,”  jelas kedua ekonom tersebut. 

Ekonom Bloomberg juga memberikan peringatan, bahwa menurut pandangannya, inflasi berjalan pada kecepatan mendekati 3% dibandingkan target The Fed sebesar 2%.

Menurutnya, dorongan disinflasi untuk barang-barang inti mungkin akan memudar pada paruh kedua 2024, karena berbagai perusahaan berupaya untuk menyelesaikan destocking (mengurangi persediaan) yang berlebih.

Perkiraan perubahan bulanan Desember 2023 sebesar 0,2% oleh Bloomberg Economics juga sejalan dengan perkiraan median dalam survei terhadap para ekonom diluar Bloomberg, dengan perkiraan mereka untuk indeks inti sedikit di bawah konsensus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper