Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno blak-blakan ihwal dasar pertimbangan pemerintah bakal menerapkan daftar bebas visa kunjungan untuk 20 negara.
Adapun pemerintah dalam rapat terbatas beberapa pekan lalu berencana membebaskan visa kunjungan untuk wisatawan dari 20 negara antara lain Australia, China, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Jepang, Rusia, Taiwan, Selandia Baru Italia, Spanyol, Arab Saudi, Qatar, Persatuan Emirat Arab, dan beberapa negara timur tengah lainnya.
Sandiaga menjelaskan, negara-negara tersebut diusulkan untuk mendapat fasilitas bebas visa kunjungan karena menjadi penyumbang wisatawan terbanyak. Beberapa negara dipilih atas pertimbangan asas timbal balik (reciprocity) atau kerja sama antara negara.
Selain itu, pendapatan per kapita negara asal wisatawan dan pengeluaran selama berkunjung di Indonesia juga menjadi pertimbangan pemerintah menetapkan daftar negara yang akan menerima bebas visa.
"Length of stay [lama tinggal], rata-rata pengeluaran wisatawan selama mengunjungi destinasi di Indonesia, jumlah outbound wisatawan dari negara originasi dan juga hal-hal lain yang menjadi pertimbangan," ujar Sandiaga dalam Weekly Brief, Senin (18/12/2023).
Dia membeberkan, rencana bebas visa kunjungan untuk 20 negara itu masih dalam tahap pembahasan dan ditargetkan keputusan final pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Sandiaga mengklaim, adanya kebijakan bebas visa kunjungan untuk 20 negara nantinya dapat mewujudkan target kunjungan wisatawan mancanegara hingga 14 juta orang di tahun depan.
Baca Juga
"Ini rencananya akan diputuskan dan dituangkan dalam bentuk kebijakan setelah mendapat arahan dari bapak presiden akhir tahun ini atau awal tahun depan," ucapnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jumat (8/12/2023), Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Mohammad Faisal menyebut, pemberian bebas visa bukan satu-satunya cara untuk menarik wisatawan mancanegara ke Indonesia, tapi strategi lain juga perlu dilakukan. Misalnya, pemasaran yang gencar soal pembenahan wisata pasca pandemi, maupun promosi soal standar kesehatan di pariwisata Indonesia.
Pemerintah juga perlu memperhatikan kesiapan objek wisata hingga infrastruktur penopangnya. Lalu, perlu memastikan bahwa kunjungan wisatawan akan memberikan efek berganda terhadap perekonomian lokal.
"Upaya untuk menciptakan multiplier effect ini tentu saja tidak terlepas dari pelibatan pelaku lokal, objek wisata, pengembangan UMKM yang memproduksi souvenir dan kuliner yang bisa memperbanyak spending wisatawan mancanegara," ujar Faisal.