Bisnis.com, TANJUNGSELOR – Tim Bisnis Indonesia Jelajah Sinyal 2023 mengamati upaya pemilik usaha kuliner di Sungai Kayan, Bulungan, Kalimantan Utara dalam mengadopsi tren pembayaran digital.
Salah satu pemilik warung, Hamzah menyapa dengan hangat saat Tim tengah menghampirinya dan memesan beberapa menu kuliner yang ditawarkannya. Sebelum memesan menu, tim memang sekaligus bertanya kepadanya apakah bisa membayar melalui metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Pasalnya Tim juga sedang kehabisan uang tunai dan belum menarik dari ATM.
Dengan bersemangat, Hamzah pun berbagi cerita menjawab pertanyaan tersebut. Dia mengaku bahwa penggunaan QRIS semakin masif lantaran semakin banyaknya bank yang menawarkan layanan ini kepada pihaknya.
“Kami berusaha selalu memperbarui cara berbisnis, termasuk dalam hal pembayaran. Kini, kami menerima pembayaran melalui QRIS untuk mempermudah transaksi pelanggan,” ujarnya pria paruh baya tersebut.
Tentunya, langkah mereka menerima pembayaran melalui QRIS menunjukkan bahwa pelaku usaha kecil di daerah ini mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Namun, seperti kebanyakan pelaku usaha kecil, mereka tidak luput dari tantangan dalam menjalankan sistem pembayaran digital.
Dia mengeluhkan salah satu kendala yang dihadapinya adalah terbatasnya waktu pencairan dana yang hanya dapat dilakukan pada Senin hingga Jumat. Meskipun warung ini telah mengadopsi teknologi digital, infrastruktur dan jaringan di daerah tersebut masih menjadi kendala nyata. Pasalnya uang yang mereka hasilkan saat hari libur dari hasil penjualan kuliner tak bisa ditarik pada hari libur.
Baca Juga
Ini menyebabkan dana yamg semestinya bisa menjadi modal mereka kembali untuk berbelanja kebutuhan segar seperti Ikan, sayur, udang, cumi, dan lainnya langsung dari petani juga tertahan. Padahal bisnis kulinernya membutuhkan perputaran uang yang cepat untuk digunakan sebagai modal kembali.
“Hanya saja kalau konsumen membayar lewat QRIS, uangnya baru bisa kami tarik di hari kerja saja. Jadi ini juga membuat kami kesulitan untuk memutar uang dari sisi modal. Kami berharap penarikan dana bisa dilakukan hari apa pun dan kapan pun,” imbuhnya.
Adapun siang hari yang setengah mendung membuat Tim ingin memanjakan lidah dengan menjelajahi salah satu keunikan kuliner lokal di Tanjung Selor yang terkenal dengan hidangan spesialnya, ikan kuah kuning.
Namun, Ikan segar yang dijual oleh Hamzah juga bisa dimasak dalam berbagai bentuk, mulai dari ikan goreng, bakar, hingga kuah, langsung diperoleh dari nelayan sekitar. Hal ini menjamin bahwa setiap sajian yang disajikan di warung ini tetap segar dan berkualitas tinggi.
Warung ikan kuah kuning yang menjadi pusat perhatian ini memiliki sejarah panjang. Berdiri sejak tahun 2012, warung ini mulai menawarkan hidangan khas ikan kuah kuning sejak tahun 2013. Kuah yang kental dengan rasa kunyit yang kuat, tetapi tetap seimbang dengan kelembutan daging ikan patin, menjadikan warung ini favorit di kalangan warga lokal.
Hamzah pun berharap ke depannya, dengan pemerataan infrastruktur, khususnya akses internet dan digital bisa membuat warung kuliner ini dapat lebih dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, baik lokal maupun wisatawan yang datang dari luar daerah.
Apresiasi juga datang dari pengunjung setempat yang tengah menikmati hidangan ikan kuah kuning yang lezat. Pasalnya dia juga lebih suka melakukan pembayaran secara digital.
“Langkah ini sangat bagus untuk meramaikan pasar kuliner digital di daerah kita,” tuturnya.