Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menuturkan soal kondisi pasar baik sebelum maupun sesudah pemilu.
David menuturkan jika dibandingkan pada sebelum dan sesudah pemilu, pasar obligasi Indonesia maupun pasar modal bersifat bullish. Kemudian, jika melihat secara angka, indeks harga saham maupun juga yield obligasi juga dinilai membaik setelah pemilu.
Kemudian, untuk kurs mata uang, ia menilai bahwa mata uang rupiah setelah pemilu terkadang melemah ataupun menguat.
“Nah ini lebih dipengaruhi keliatannya untuk rupiah faktor eksternal dibandingkan faktor pemilu,” jelasnya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2024 pada Kamis (23/11/2023).
Ia juga mengungkapkan bahwa velocity of money atau perputaran uang dinilai selalu meningkat. Ia juga berkaca bahwa belanja pemerintah pada 2004 dan 2009 memiliki gerakan yang sama, yakni cenderung meningkat.
Berdasarkan catatan Bisnis, senada dengan tanggapan dari Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto, juga menuturkan bahwa kinerja IHSG secara historis cenderung positif selama gelaran pemilu beberapa tahun terakhir. Adapun, pada tahun politik 2024 juga dinilai akan memberikan dampak positif bagi IHSG.
Baca Juga
“Kalaupun pernah ada tekanan di awal masa proses kampanye, namun pada saat usai proses pemungutan suara indeks kembali menguat,” ujar David alam acara Economic and Capital Market Outlook 2024 oleh CSA Institute, Selasa (10/10/2023).
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso yang juga hadir dalam acara tersebut, juga menuturkan bahwa aktivitas pemilu berdampak positif terhadap pertumbuhan PDB.
Di lain sisi, David juga mengungkapkan bahwa perlunya ‘bahan jualan’ dari ketiga kandidat untuk mendorong perekonomian, utamanya pada 2024 nanti.
“[pada] 2014, itu kita keliling ke investor di berbagai negara, kita jualannya infrastruktur. 2019, pemilu kita jualan downstreaming dan seterusnya. Sebenarnya kita perlu bahan jualan dari ketiga kandidat ini,” tuturnya.
Menurutnya, hal tersebut diperlukan karena untuk mendorong perekonomian, maka katalis diperlukan. Jika tidak ada ‘bahan jualan’ maka menurutnya hal ini akan sulit terutama untuk mendorong perekonomian pada 2024 nanti.